Bisnis.com, JAKARTA – Pertamina EP mencatatkan produksi minyak dan gas bumi sebanyak 83.139 barel per hari (bph) pada kuartal I/2019 dengan produksi siap jual (lifting) sebesar 78.089 bph atau 95,07%.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan atas capaian tersebut, Pertamina EP meraup pendapatan sekitar US4353 juta dengan laba sekitar US$155,85 juta.
“Ini semua karena lifting, baik minyak ataupun gas. Kami akan memaksimalkan stok [produksi] untuk lifting,” katanya, Senin (15/4/2019).
Dia menjelaskan sepanjang kuartal I/2019, biaya produksi migas mencapai US$8,2 juta, dengan total biaya operasi senilai US$16,97 juta.
Untuk mendorong target produksi 85.000 bph tahun ini, Chalid menargetkan pelaksanaan pengeboran dan work over harus tepat waktu. Misalnya saja, soal survei lahan, pembebasan lahan hingga pengeboran 102 sumur dapat berlangsung.
“Kami juga mau produksikan sumur eks eksplorasi di aset 3, itu Akasia Maju. Itu harapan kami lumayan, mereka bisa produksi 1.000 barel,” tambahnya.
Target produksi minyak sebesar 85.000 barel per hari, merupakan target yang lebih tinggi dari target yang dipasang oleh induk usaha sebesar 83.500 barel per hari.
Untuk mencapai target produksi tersebut Pertamina EP akan mengebor 1.512 sumur yang terdiri tersebut terdiri dari 102 sumur bor, 264 sumur work over dan 1.146 sumur produksi.
"Tahun ini kami memang lebih agresif. Yang paling banyak ini nanti ada di aset 5. Ada 52 sumur, jadi 50% lebih pekerjaan ada di aset 5,” katanya.
Selain itu, Chalid mengatakan pihaknya akan melakukan integrasi dari fasilitas sumur yang ada. Misalnya, Lapangan Akasia Maju yang lokasinya berdekatan dengan Lapangan Jatibarang di Aset 3 membuat perusahaan melakukan pemanfaatan fasilitas dan penyambungan jalur pipa.