Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog telah mendatangkan jagung impor sebanyak 75.000 ton dari total penugasan impor 150.000 ton pada Januari 2019.
Pada Januari Perum Bulog ditugasi mengimpor jagung untuk kebutuhan pakan ternak sebesar 150.000 ton. Berdasarkan dokumen lelang 25 Januari 2019 tender untuk jagung hanya diberikan kepada eksportir dari Brazil dan Argentina.
Perum Bulog menargetkan sebanyak 30.000 ton bakal masuk ke Pelabuhan Cigading, Banten dan sisanya 120.000 ton melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan realisasinya sampai hari ini sudah 75.000 ton atau 50% dari penugasan yang telah ditetapkan. Menurutnya impor masih akan tetap berlangsung sampai selesai.
"Itu tidak akan mempengaruhi harga jagung di petani karena sampai saat ini kami pun tetap menyerap dengan skema komersil Rp4.000/kg," katanya, baru-baru ini.
Bachtiar pun mengatakan belum ada tanda-tanda jagung akan jatuh harganya.
Kalau pun jatuh, pasti perusahaan plat merah itu akan menjadi tulang punggung pemerintah dalam menjaga stabilitas harga. Selain itu, Bachtiar mengungkapkan jagung impor hanya disalurkan kepada peternak layer yang telah membuat perjanjian. Bukan kepada pabrik pakan atau pelaku usaha lainnya. Oleh sebab itu dia optimistis panen jagung petani tidak akan terdisrupsi.
Di sisi lain, dia juga mengapresiasi upaya Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk ikut terjun dalam industri jagung. Menurutnya hal itu akan mengokohkan upaya BUMN untuk hadir bagi rakyat.