Bisnis.com, JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk. meyakini konstruksi jalan tol Banda Aceh - Sigli sepanjang 75 kilometer bakal berjalan mulus seiring dengan tingkat kecepatan pembebasan lahan yang melampaui ekspektasi.
Direktur Keuangan Adhi Karya, Entus Asnawi mengatakan perseroan mendapat kontrak pembangunan jalan tol pada Desember 2018 sebesar Rp8,4 triliun (termasuk pajak). Dia menambahkan, konstruksi jalan tol sudah dimulai pada pertengahan Desember 2018 yang dicanangkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo waktu itu.
Bisnis.com mencatat, dalam waktu empat bulan sejak groundbreaking, lahan yang telah bebas telah mencapai hampir sepertiga panjang jalan tol.
"Pengadaan lahan relatif cepat karena sebagian kita ketemunya [lahan] tegalan. Karena [pembebasan lahan] cepat, kita tinggal konstruksi saja," jelasnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Untuk diketahui, ruas Banda Aceh - Sigli merupakan bagian dari jalan tol Banda Aceh - Medan sepanjang 470 kilometer. Ruas ini akan berlanjut ke ruas Sigli - Lhokseumawe (135 kilometer), Lhokseumawe - Langsa (135 kilometer), dan Langsa - Binjai (110 kilometer).
Konsesi jalan tol dimiliki oleh PT Hutama Karya (Persero) selama 45 tahun. Ruas ini juga menjadi satu dari 24 ruas tol Trans Sumatra yang ditugaskan kepada Hutama Karya.
Baca Juga
Secara umum, ruas Banda Aceh - Sigli terbagi menjadi enam seksi. Keenam seksi itu yakni seksi 1 Padang Tiji-Seulimeum (25,2 kilometer), seksi 2 Seulimeum-Jantho (6,1 kilometer), dan seksi 3 Jantho-Indrapuri (16 kilometer). Selanjutnya seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang (14,7 kilometer), Seksi 5 Blang Bintang-Kuto Baro (7,7 kilometer), dan Seksi 6 Kuto Baro-Simpang Baitussalam (5 kilometer).
Dalam catatan Bisnis.com, pembangunan jalan tol Banda Aceh - Sigli menelan investasi hingga Rp12,35 triliun. Hutama Karya sedikitnya telah menyiapkan Rp500 miliar untuk dalam porsi ekuitas untuk mendanai jalan tol ini. Dana tersebut berasal dari penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2019 sebesar Rp10,5 triliun.
Di sisi lain, pengadaan lahan untuk ruas ini juga menerapkan pola baru yang mana Lembaga Manajemen Aset Negara memberikan pembayaran lansung. Sebelumnya, badan usaha jalan tol membebaskan lahan dengan talangan untuk kemudian diganti oleh LMAN. Di ruas ini, dana pembayaran langsung untuk tanah pada tahap awal mencapai Rp350 miliar.