Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, BSN Target Tambah 300 SNI

Hingga awal Maret lalu, terdapat 4.010 produk yang telah ber-SNI.
Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya (keempat dari kiri) saat peresmian Kantor Layanan Teknis BSN di Bekasi pada Selasa (26/2/2019)./BSN
Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya (keempat dari kiri) saat peresmian Kantor Layanan Teknis BSN di Bekasi pada Selasa (26/2/2019)./BSN

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Standardisasi Nasional menargetkan ada 300 produk bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) sepanjang tahun ini. 

Direktur Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional Konny Sagala mengatakan hingga awal Maret lalu, terdapat 4.010 produk yang telah ber-SNI. Tahun ini sendiri, BSN menargetkan terdapat 300 produk dapat dilakukan sertifikasi SNI. 

"Tahun ini target produk untuk ber-SNI sesuai dengan Indikator Kinerja Utama itu sekitar 300 produk," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (5/4/2019). 

Dia mengakui masih banyak produk yang belum memiliki SNI. Hal itu dikarenakan setiap SNI memiliki persyaratan mutu dan parameter uji yang berbeda. Selain itu pula, faktor penghambat produk untuk ber-SNI yakni kemampuan industri untuk menerapkan SNI. 

Lalu, kurangnya infrastruktur penilaian kesesuaian dalam mendukung penerapan SNI seperti fasilitas uji laboratorium, lembaga sertifikasi dan lain sebagainya. Tak hanya itu, belum semua pelaku usaha sadar untuk menerapkan produk SNI juga menjadi penyebab masih sedikitnya produk ber-SNI. 

"Kurangnya perhatian masyarakat terhadap produk yang menggunakan tanda SNI," kata Konny. 

Kepala Badan Standarisasi Nasional Bambang Prasetya menuturkan memiliki standardisasi produk ini sangat penting. Terlebih dengan adanya standardisasi ini akan berdampak pada promosi produk bermutu dan tentu dapat bersaing dalam pasar global.

Terlebih, saat ini Indonesia sudah memasuki era industri 4.0 sehingga standardisasi penting untuk merespons kebutuhan era ini. Menurutnya, kemajuan teknologi yang begitu cepat tersebut perlu diantisipasi melalui adanya standardisasi. 

Pada era revolusi industri 4.0 sudah ada 223 SNI yang mendukungnya, sedangkan untuk mendukung konsep masyarakat 5.0, nantinya akan ada 504 SNI. Oleh karena itu, untuk menjamin mutu, keselamatan, dan kemananan dalam menggunakan teknologi inovasi, penerapan SNI menjadi sangat penting. 

Seperti diketahui, SNI adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Tanda SNI merupakan bukti bahwa produk telah memenuhi acuan yang dipersyaratkan dalam SNI. Penggunaan tanda SNI, memberi jaminan akan produk yang aman dan berkualitas sehingga kepercayaan konsumen akan meningkat.

Saat ini, pemerintah juga tengah gencar agar produk Usaha Mikro Kecil (UMK) untuk memiliki sertifikat SNI. "UMK yang dibina BSN untuk difasilitasi sertifikasi SNI sejumlah 614 UMK saat ini," ucap Bambang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper