Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBI Optimistis Permintaan Batu Bara Masih Tinggi

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) optimistis permintaan batu bara masih akan tinggi dalam beberapa tahun ke depan sambil menyiapkan strategi pengembangan komoditas tersebut untuk jangka panjang.
Operator mengoperasikan alat berat di terminal batu bara Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Rabu (9/1/2019)./ANTARA-Iggoy el Fitra
Operator mengoperasikan alat berat di terminal batu bara Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Rabu (9/1/2019)./ANTARA-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan optimistis permintaan batu bara masih akan tinggi dalam beberapa tahun ke depan sambil menyiapkan strategi pengembangan komoditas tersebut untuk jangka panjang.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan tren pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih berjalan di beberapa negara, khususnya Asean. Bahkan, pasokan batu bara untuk sebagian PLTU tersebut seluruhnya berasal dari Indonesia.

Hendra menuturkan memang ada tren penurunan permintaan batu bara dari China sebagai konsumen utama dan beberapa negara lainnya. Namun, hal tersebut tidak telalu berpengaruh terhadap eksportir dari Indonesia.

"China tentu saja masih prospektif walaupun ada penurunan karena jenis batu bara yang mereka butuhkan pas dengan yang kita punya. India juga masih butuh batu bara dari Indonesia," tuturnya, Senin (1/4/2019).

Meskipun begitu, dia mengakui industri batu bara tidak bisa hanya menjadi industri ekstraktif saja. Namun, perlu disiapkan peta jalan untuk pengembangan industri nilai tambahnya.

"Nanti ke depannya untuk menyiasati permintaan yang fluktuatif dan energi terbarukan yang semakin kompetitif, industri batu bara akan bergeser ke nilai tambah. Mungkin bisa disebut coal 2.0," ujarnya.

Dia mengatakan sudah ada beberapa anggotanya yang mulai melirik industri peningkatan nilai tambah batu bara tersebut. Dia pun mendorong pihak regulator menyiapkan seluruh aturan yang diperlukan beserta insentif bagi para pengusaha.

"Kalau ada insentif fiskal pasti produsen mau pada turun. Saya dengan beberapa perusahaan sudah menyiapkan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper