1. Telanjur Setor Uang Muka, Garuda Akan Renegosiasi dengan Boeing
Garuda Indonesia mengaku mulai bernegosiasi dan memberikan opsi dengan Boeing soal pesanan 49 unit B737 Max 8 pada pekan depan.
Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengaku telah mengeluarkan predown payment (PDP) sebesar US$26 juta kepada Boeing untuk pesanan 50 unit. Adapun, pesanan tersebut baru dikirimkan 1 unit dan saat ini dilakukan grounded.
Baca selengkapnya di sini.
2. Lazada Berikan Penghargaan Brand Terbaik, Salah Satunya Dari Indonesia
Lazada memberikan penghargaan kepada kepada brand-brand global dan Asia Tenggara yang berkinerja terbaik dan terbukti menjadi contoh di dalam eBusiness.
Salah satu brand yang mendapatkan penghargaan dari Lazada adalah Wardah, brand kosmetik dari Indonesia. Penghargaan kepada Wardah diserahkan langsung oleh Presiden Lazada Group Jing Yin kepada Senior Brand Manager Wardah Indonesia Clarissa Gunawan.
Baca selengkapnya di sini.
3. RUU Migas Tinggal Tunggu Ampres Jokowi
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menaksir pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Minyak Bumi dan Gas akan selesai paling lambat pada September 2019.
Anggota Komisi VII DPR, Tjatur Sapto Edy mengatakan pembahasan RUU Migas saat ini masih menunggu Amanat Presiden (Ampres) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). RUU Migas telah selesai pembahasannya di DPR sejak masa sidang lalu.
Baca selengkapnya di sini.
4. Soal CVR Lion Air, KNKT: Ada Kepanikan tapi Tak Ada Terikan Allahu Akbar
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan adanya kepanikan yang terekam dalam cockpit voice recorder (CVR) penerbangan Lion Air JT 610 rute Jakarta--Pangkalpinang pada 29 Oktober 2018.
“Yang saya sampaikan adalah mereka bertanya apakah ada kepanikan, saya sampaikan ada kepanikan, tapi saya tidak sampaikan apa yang diteriakan,” kata Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Baca selengkapnya di sini.
5. Ekspor Tak Maksimal, Strategi FTA Jadi Pertanyaan
Sejak 2014, Indonesia terbilang belum sukses mengubah peruntungan perdagangan dengan negara mitra utama. Ada beberapa mitra utama perdagangan internasional bagi Indonesia yang menyumbang nilai ekspor maupun mengisi kebutuhan impor.
Negara itu antara lain yang berasal dari Asean, Uni Eropa (UE), serta negara mitra lainnya seperti China, Jepang, Amerika Serikat (AS), Australia, dan Korea Selatan (Korsel). Dua negara lain yaitu India dan Taiwan.
Baca selengkapnya di sini.