Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Properti Di Jakarta Melambat

Lahan kosong di DKI Jakarta makin sedikit, sedangkan kebutuhan masyarakat, terutama yang melakukan urbanisasi, makin tinggi. Hal ini membuat harga rumah dan lahan makin beragam.
Deretan gedung bertingkat terlihat dari ketinggian di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (26/12/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Deretan gedung bertingkat terlihat dari ketinggian di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (26/12/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Lahan kosong di DKI Jakarta makin sedikit, sedangkan kebutuhan masyarakat, terutama yang melakukan urbanisasi, makin tinggi. Hal ini membuat harga rumah dan lahan makin beragam.

Rumah.com menyebutkan bahwa di DKI Jakarta pada kuartal III/2018, harga rumah naik 3% secara tahunan. Meski demikian, pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 11% secara tahunan.

Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan menjelaskan bahwa perlambatan ini menjadi indikasi bahwa harga properti hunian di Ibu Kota mendekati titik jenuh.

“Daya beli pasar mayoritas berada pada kisaran menengah dan menengah bawah, di mana suplai justru lebih banyak tersedia di luar DKI Jakarta,” katanya kepada Bisnis, Selasa (19/3).

Namun, kenaikan harga properti yang terjadi tidak mengganggu volume permintaan. Hal itu terlihat dari data kredit pemilkan rumah/apartemen (KPR/KPA) Bank Indonesia yang meningkat sebesar 66,70% secara tahunan, bahkan lebih besar dari kuartal sebelumnya sebesar 42,90%.

Adapun, di DKI Jakarta pada kuartal III/2018 mencatatkan kenaikan permintaan hingga 13% secara tahunan.

Sementara itu, pertumbuhan suplai properti yang sejalan dengan peningkatan harga properti mengindikasikan pasar properti mulai stabil.

“Pasar sudah memasuki area seller’s market. Penjual memasang harga tinggi untuk properti residensial, tetapi memberi banyak pilihan kepada pembeli,” lanjutnya.

Harga properti residensial pada kuartal III/2018 berdasarkan data Bank Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,42% secara kuartalan atau tumbuh melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,76%.

Perlambatan pertumbuhan tersebut diprediksi karena merupakan siklus tahunan yang umumnya terjadi pada kuartal kedua dan ketiga.

Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan harga properti residensial pada kuartal III/2018 tercatat 3,18%.

“Pertumbuhan ini juga melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 3,26%,” jelasnya.

Dari seluruh jenis yang tersedia di DKI Jakarta, rumah tipe kecil dengan luas bangunan di bawah 36 meter persegi adalah tipe rumah paling tahan banting.

Meski pertumbuhannya melambat dari 1,35% pada kuartal II/2018 menjadi 0,69% pada kuartal III/2018, secara tahunan rumah tipe kecil mengalami percepatan pertumbuhan secara tahunan dari 4,77% pada kuartal II/2018 menjadi 4,85% pada kuartal ketiga.

Selain itu, rumah tipe menengah dengan ukuran 36 meter persegi sampai 70 meter persegi mengalami pertumbuhan sebesar 3,06% secara tahunan atau melambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya, yakni sebesar 3,40%.

Sementara itu, rumah tipe besar yang di luasnya atas 70 meter persegi mengalami kenaikan sebesar 1,66% secara tahunan, mengalami percepatan tipis dari kuartal sebelumnya sebesar 1,65%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper