Bisnis.com, PANGKALPINANG - Terminal Bandara Depati Amir di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, yang dikelola PT Angkasa Pura II diresmikan oleh Presiden Joko Widodo hari ini, Kamis (14/3/2019). Bandara tersebut menelan investasi Rp649,7 miliar.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, menuturkan terminal dua lantai berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun ini dibangun dengan investasi Rp649,7 miliar pada 2012-2018.
Bandara Depati Amir terletak di Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Babel, berkapasitas mencapai 1.5 juta penumpang per tahun. Kendati demikian, penumpang yang datang sudah melebihi 2 juta penumpang pertahun.
"Pertumbuhan penumpang yang pesat dan sudah sangat baik ini, terminal penumpang baru akan kembali di bangun yang terletak di sisi selatan dengan menjadikan kapasitas bandara mencapai 3 juta penumpang per tahun," terangnya, seusai Peresmian Bandara oleh Presiden Joko Widodo, di Pangkalpinang, Kamis (14/3/2019).
Standar pelayanan tinggi yang diterapkan di Bandara Depati Amir juga mendapat pengakuan industri penerbangan global. Bandara ini mendapat 4 penghargaan Airport Service Quality (ASQ) Award 2018 yang digelar Airport Council International (ACI) untuk kategori traffic penumpang di bawah 2 juta pergerakan penumpang per tahun.
DETAIL BANDARA
Terminal Bandara Depati Amir mulai beroperasi 11 Januari 2017 dan menjadi ikon baru kota Pangkalpinang dengan desain modern dan megah serta mengedepankan kearifan lokal.
AP II kini juga mulai menjalankan proyek perluasan terminal tahap I dengan investasi Rp313,07 miliar yang ditargetkan selesai pada 2020. Setelah terminal diperluas maka kapasitas bertambah menjadi 3 juta penumpang per tahun, lalu garbarata menjadi 3 garbarata.
Adapun bandara ini diperluas dengan 12 check-in counter, 3 departure gate serta fasilitas penunjang lain seperti executive lounge, toilet difabel, 2 mesin self check-in dan musala.
Pada 2018, jumlah penumpang di Bandara Depati Amir mencapai 2,17 juta penumpang atau naik sekitar 6% dibandingkan dengan 2017 hanya 2,05 juta penumpang.
“Setelah peresmian ini bukan berarti pengembangan berhenti. Kami memperluas terminal Bandara Depati Amir hingga bisa menampung 3 juta penumpang, karena saat ini traffic juga sudah mencapai sekitar 2 juta penumpang. Ke depannya, kami optimistis rute penerbangan akan semakin banyak di Pangkalpinang,” ujarnya.
Rute domestik yang dilayani maskapai di Bandara Depati Amir saat ini antara lain dari dan ke Palembang, Jakarta, Batam, Bandung, dan yang terdekat adalah Tanjung Pandan di Belitung.
Adapun dalam waktu dekat Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Belitung, akan diserahkan pengoperasiannya dari Kementerian Perhubungan ke AP II dengan skema Kerjasama Pemanfaatan (KSP) Aset Barang Milik Negara selama 30 tahun.
“Besar nilai investasi yang sudah disiapkan untuk pengembangan Bandara HAS Hanandjoeddin untuk jangka waktu 30 tahun ke depan kami perkirakan sebesar Rp550 miliar, sudah termasuk perluasan terminal penumpang pesawat.” paparnya.
Khusus terminal penumpang, pengembangan akan dilakukan pada 2019 hingga 2020 dengan investasi sekitar Rp 150 miliar. Adapun terminal penumpang HAS Hanandjoeddin sendiri saat ini memiliki luas 3.552 meter persegi.
Muhammad Awaluddin mengatakan dengan KSP maka pemerintah bisa lebih menghemat APBN karena pendanaan investasi pengembangan dan pengoperasian bandara akan bersumber dari kas internal AP II.
“Sebentar lagi AP II akan mengoperasikan Bandara HAS Hanandjoeddin yang terletak di Pulau Belitung, yang saat ini kami sudah mengoperasikan Bandara Depati Amir di Pulau Bangka. Dengan demikian, melalui dua bandara yang dikelola, AP II akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung,” jelasnya.