Bisnis.com, JAKARTA -- PT Waskita Karya Tbk. bakal memulai diversifikasi di lini usaha investasi dengan membidik pengusahaan energi terbarukan, pengolahan sampah, dan air minum. Diversifikasi diharapkan membuat perseroan tidak lagi tergantung pada bisnis jalan tol yang saat ini masih dominan.
Direktur Human Capital Management Waskita, Hadjar Seti Aji mengatakan perseroan kini telah tumbuh menjadi perusahaan kontruksi skala besar sehingga ketergantungan terhadap kontrak-kontrak dari lembaga pemerintah perlu diimbangi dengan kontrak yang diciptakan sendiri lewat investasi. Per akhir 2018 lalu, aset Waskita Karya telah mencapai Rp124,39 triliun.
Hadjar menambahkan, dalam beberapa tahun ke depan, pengusahaan jalan tol tidak lagi menarik seperti lima tahun terakhir yang mana perseroan sangat gencar mengakuisisi konsesi jalan tol di Jawa. Di samping itu, nilai paket pekerjaan konstruksi dari Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) lanjutnya cenderung menurun dan tersebar ke badan usaja jasa konstruksi kelas menengah dan kecil.
Baca Juga
"Kami tidak bisa mengandalkan murni dari eksternal. Jadi kami harus mengkreasi market kita sendiri dengan cara investasi," jelasnya saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, Senin (11/3/2019).
Menurut Hadjar, ada tiga bidang infrastruktur yang menjadi fokus perseroan dalam diversifikasi usaha. Ketiga bidang itu yakni energi terbarukan, pengolahan sampah, dan air minum. Dia menerangkan, perseroan tengah menjajaki kerja sama dengan pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan yang berasal dari sampah atau pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).