Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia meresmikan dasbor ekspor nasional (national export dashboard/NED) yang merupakan platform terkait informasi ekspor impor.
NED merupakan pusat informasi berbasis web yang memperlihatkan laporan ekspor impor, analisis data perdagangan, proyeksi industri, daftar eksportir, info pasar, resiko ekspor, harga komoditas, proyeksi ekonomi perdagangan, dan isu perdagangan antarnegara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dasbor itu memungkinkan pemangku kepentingan menyesuaikan kebijakan dengan kondisi pasar.
Inisiatif peluncuran dasbor itu disebutnya memungkinkan pemerintah untuk lebih terbiasa mengolah kebijakan berdasar data yang terjadi di lapangan.
"Poin saya adalah, destinasi pasar tumbuh sangat pesat, banyak sekali kesempatan baru. Tinggal sekarang kita bertanya siapa yang mau memenuhi permintaan itu, potensi market itu unlimited kalau kita memahami geografi global," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/2).
Sri Mulyani mengungkapkan pengambil kebijakan dan dunia usaha perlu memahami lebih dalam mengenai kesempatan yang tersedia dalam perspektif yang lebih luas. Dirinya mengungkapkan upaya meningkatkan ekspor perlu didahului dengan gambaran data yang menyeluruh.
"Kalau kita tidak pernah memahami pasar, kita tidak akan pernah tau apa komoditi yang bisa memenuhi kebutuhan di luar sana. Untuk menjadi penjual yang tangguh, you should know the market, tidak perlu ke sana cukup membaca datanya minimal sudah mengetahui 30% informasi mengenai kesempatan yang ada," ujarnya.
Dirinya kemudian menyatakan upaya pemerintah mendorong peningkatan ekspor bukan pekerjaan yang mudah. Menurutnya, juga diperlukan berbagai upaya ekstra untuk mengembangkan ekspor bernilai tambah.
Sri Mulyani kemudian mengungkapkan Korea Selatan setidaknya membutuhkan puluhan tahun sehingga dapat menjadi salah satu negara dengan nilai ekspor yang cukup tinggi di dunia.
Negara itu disebutnya turut menggelar rapat kabinet bulanan untuk memastikan kinerja ekspor negaranya mencapai hasil positif. Hal tersebut disebutnya juga bisa dilakukan oleh Indonesia.
"Mereka tidak tiba-tiba menjadi eksportir yang sukses seperti sekarang, tapi karena persistensi yang mereka lakukan akhirnya bisa. Mereka selalu melakukan rapat bulanan mengenai ekspor, sehingga mereka tau persis mengenai perkembangan ekspor yang terjadi," ujarnya.
Di samping itu, pemerintah disebutnya akan menambah daftar pemerintah daerah yang dapat memperoleh dana insentif daerah (DID) agar lebih banyak memberikan dorongan terhadap kinerja ekspor di daerahnya.
"Dana Insentif Daerah juga akan saya masukkan untuk daerah yang berhasil dalam kinerja ekspor , sehingga daerah saling berlomba-lomba dalam mendorong ekspor," ujarnya.