Bisnis.com, JAKARTA - Pebisnis yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) kurang puas terhadap realisasi pertumbuhan sektor logistik nasional pada tahun lalu.
ALFI menilai bahwa pertumbuhan sektor logistik yang direpresentasikan dari kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan dalam produksi produk domestik bruto (PDB) seharusnya dapat mencapai 10,4%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang 2018 sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 7,01% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 5,17%.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan bahwa pertumbuhan sektor logistik seharusnya dapat lebih tinggi lagi.
"Menurut pendapat saya harusnya bisa lebih tinggi dari angka, di atas BPS dan pertumbuhan bisa mencapai 10,4%, karena kami juga membanding dengan beberapa negara Asean lainnya," terangnya kepada Bisnis, Selasa (19/2/2019).
Dia menuturkan bahwa pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sudah sesuai dengan asumsi yang telah dibuat ALFI. Pada akhir tahun 2017 ALFI memprediksi pertumbuhan di bidang logistik akan mengalami pertumbuhan 9%.
Ada beberapa hal yang mendukung kenaikan tersebut, dia ntaranya pembangunan infrastruktur seperti di telekomunikasi, jalan bebas hambatan, pelabuhan dan bandara.
"Perkembangan utilisasi pergudangan dengan tumbuhnya e-commerce, beberapa industri juga mengalami kenaikkan terutama makanan dan minuman. Pariwisata juga mengalami kenaikkan yang berdampak pada logistik juga," tuturnya.
Sayangnya, pertumbuhan sektor logistik tersebut masih di bawah percepatan yang diharapkan, sehingga berbagai rencana percepatan harus segera dilakukan.