Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menyoal Mahalnya Harga Tiket Pesawat

Pada saat menghadiri acara Gala Dinner Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Presiden Jokowi mendapat keluhan tentang mahalnya harga Avtur, yang menyebabkan harga tiket pesawat menjadi mahal.

Bisnis.com, JAKARTA - Pada saat menghadiri acara Gala Dinner Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Presiden Jokowi mendapat keluhan tentang mahalnya harga Avtur, yang menyebabkan harga tiket pesawat menjadi mahal.

Dampaknya, tingkat hunian kamar hotel semakin rendah, lantaran jumlah wisatawan ke Indonesia semakin menurun akibat mahalnya harga tiket pesaawat.

Presiden Joko Widodo mengaku kaget setelah mengetahui adanya dugaan bahwa mahalnya harga Avtur karena adanya monopoli penjualan oleh Pertamina.

Kenaikan harga tiket pesawat ini cukup mengherankan, karena masa peak season sudah lewat, yang mestinya harga tiket pesawat turun. Namun pada low season harga tiket pesawat masih saja mahal.

Menurut catatan Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi dalam tulisannya ada beberapa variabel yang berpotensi menyebabkan mahalnya harga tiket pesawat pada low season kali ini. 

Pertama, adanya aksi koporasi maskapai Garuda Indonesia yang menghilangkan harga tiket promo dari kelas ekonomi V, T, Q, untuk memaksimalkan penjualan tiket kelas ekonomi Y, yang dipatok lebih mahal. Kedua, adanya kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan oleh maskapai Lion Air dan Citilink, sehingga menyebabkan harga tiket pesawat yang dibayar konsumen menjadi lebih mahal. 

Ketiga, adanya potensi kartel harga dari industri maskapai penerbangan. Langkah Garuda Indonesia Group melalui anak perusahaannya, PT Citilink Indonesia, telah mengambil alih pengelolaan operasional Sriwijaya Air dan NAM Air.  Pengambil-alihan itu menyebabkan industri penerbangan di Indonesia hanya dikuasai oleh Garuda Group dan Lion Group. 

Penguasaan kedua group maskapai penerbangan itu berpotensi membentuk kartel dalam penetapan harga jual tiket penerbangan. Maskapai Penerbangan Garuda dan Sriwijaya yang sudah merger menaikan tarif tiket pesawat. Dalam waktu bersamaan Lion dan Citylink menerapkan bagasi berbayar.  Tidak bisa dihindari, harga tiket pesawat menjadi lebih mahal, akibat aksi korporasi dari kedua Group Maskapai Penerbangan tersebut.

Kambing Hitam Harga Avtur

Di luar aksi korporasi itu, salah satu alasan yang dikemukakan dalam menaikkan tarif tiket pesawat lantaran harga avtur yang tinggi. Bahkan harga Avtur di dalam negeri lebih mahal ketimbang di luar negeri. Akibatnya, harga tiket pesawat asing dari Indonesia ke luar negeri menjadi lebih murah ketimbang tiket pesawat domestik ke luar negeri. 

Di banding dengan negara-negara Asia Tenggara, harga Avtur di Indonesia sebenarnya tergolong kompetitif, tercatat paling murah ketiga setelah Singapore dan Malaysia. Dibanding harga jual Avtur di Changi Singapora, harga Avtur di Cengkareng memang lebih mahal sekitar 5%-10%. Namun, selisih harga Avtur tersebut lebih disebabkan oleh pengenaan Pajak Penjualan (PPn) Avtur sebesar 10%, sedangkan harga Avtur di Changi tidak dikenakan PPn. Kalau tidak dikenakan PPn,  harga Avtur di Singapora dan Indonesia mestinya setara.

Selain itu, sejak November 2018 hingga pertengahan Februari 2019, harga Avtur di Indonesia justru cenderung turun, yang penurunannya mencapai sebesar 18,5%. Berdasarkan data laman Pertamina Aviation, pada pertengahan November 2018 harga Avtur di Cengkareng masih bertengger sebesar Rp. 9.729 per liter turun menjadi Rp 8.210 per liter pada pertengahan Februari 2019. 

Sedangkan, proporsi biaya Avtur dalam struktur komponen biaya maskapai sesungguhnya bukan yang paling dominan. Berdasarkan data Direktoriat Jenderal Perhubungan Udara Kemeteriaan Perhubungan 2019, biaya pesawat, terdiri: biaya sewa dan asuransi pesawat, gaji crew dan teknisi sebesar 43%, biaya non pesawat, terdiri: biaya pemeliharaan, jasa bandara, ground handling, biaya catering, biaya umum dan organisasi, biaya pemasaran, dan margin, sebesar 33%, sedangkan biaya Avtur hanya sebesar 24%.

Proporsi biaya Avtur sebesar 24% memang cukup signifikan dalam pembentukan harga jual tiket. Namun, saat terjadi penurunan harga Avtur hingga mencapai 18,5%, harga tiket pesawat tidak mengalami penurunan, tetapi justru mengalami kenaikan saat low season pada awal Januari hingga pertengahan Februari 2019.

Oleh karena itu, tuduhan bahwa  mahalnya harga Avtur di balik mahalnya harga tiket pesawat, tak lebih hanya sebagai kambing hitam.

Faktanya, Pertamina memang melakukan monopoli dalam penjualan Avtur di seluruh bandara di Indonesia. Namun, monopoli itu bukan karena regulasi, melainkan monopoli alamiah lantaran tidak ada badan usaha lain yang masuk dalam penjualan Avtur. Tidak ada badan usaha lain yang menjual Avtur lebih disebabkan tidak ada badan usaha, selain Pertamina, yang memenuhi persyaratan ditetapkan oleh BPH Migas

Dalam peraturan BPH Migas Nomor 13 Tahun 2008 menyebutkan bahwa tidak ada larangan bagi badan usaha lain untuk menjual avtur di bandara Indonesia, asal badan usaha tersebut dapat memenuhi persyaratan ditetapkan. Persyaratan itu, di antaranya badan usaha diharuskan membangun infrastruktur dan memasok Avtur minimal di 3 bandara Indonesia, sedangkan Pertamina sudah memasok di 67 bandara di indonesia. 

Upaya mengatasi mahalnya harga tiket pesawat tidak bisa hanya dengan mengubah struktur pasar monopoli untuk menurunkan harga avtur. Pasalnya, penurunan harga avtur tidak serta-merta menurunkan harga tiket pesawat. Pemerintah perlu juga melakukan kontrol terhadap aksi korporasi dilakukan oleh Maskapai, terkait penghapusan harga tiket promo dan bagasi berbayar. 

Sedangkan Komisi Pengasan Persaingan usaha (KPPU) perlu turun tangan untuk memastikan bahwa tidak ada kartel pembentukan harga dari kedua group Maskapai: Garuda dan Lion. Tanpa upaya dari Pemerintah dan KPPU, jangan harap harga tiket pesawat, yang memberatkan konsumen, dapat diturunkan dalam waktu dekat ini. (Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fahmy Radhi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper