Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Manufaktur Turun, Ini Komentar Menperin Airlangga Hartarto

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai penurunan realisasi investasi di sektor manufaktur pada 2018 didorong kondisi fiskal yang membuat investor wait and see.
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kanan), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) dan Chairman of Mitsubishi Motors Corporation and Renault-Nissan Alliance Carlos Ghosn (kanan) meninjau pabrik Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang baru diresmikan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Setpres-Laily
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kanan), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) dan Chairman of Mitsubishi Motors Corporation and Renault-Nissan Alliance Carlos Ghosn (kanan) meninjau pabrik Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang baru diresmikan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Setpres-Laily

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai penurunan realisasi investasi di sektor manufaktur pada 2018 didorong kondisi fiskal yang membuat investor wait and see. Meskipun begitu, dia optimistis realisasi pada 2019 akan meningkat seiring dengan adanya berbagai komitmen investasi.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Senin (30/01/2019), realisasi investasi industri manufaktur pada 2018 mencapai Rp222,3 triliun. Jumlah tersebut menurun dibandingkan realisasi 2017 sebesar Rp274,7 triliun.

Airlangga menilai hal tersebut didorong oleh naiknya suku bunga the fed yang diikuti kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Kondisi pada 2018 tersebut dinilai Airlangga membawa pengaruh pada realisasi investasi.

"Serta rupiah sempat berfluktuasi sehingga investor sempat wait and see," ujar Airlangga kepada Bisnis, Rabu (30/1/2019).

Meskipun begitu, Airlangga optimistis realisasi investasi pada 2019 akan meningkat seiring ditandatanganinya berbagai komitmen investasi di sektor petrokimia, otomotif, elektronik, serta pulp dan kertas.

Dia pun mengharapkan berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah, seperti PMK 150/2018 tentang Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan, fasilitas tax holiday, dan platform online single submission dapat mendorong investasi pada 2019.

Kondisi perang dagang antara Amerika Serikat dan China menurutnya dapat membuka peluang investasi di sektor yang mengantisipasi naiknya permintaan global. Sektor-sektor seperti industri tekstil dan produk tekstil, baja, serta otomotif dan komponennya dinilai Airlangga masih berpotensi tumbuh karena perang dagang.

"Perekonomian outlook-nya lebih positif walaupun perekonomian dunia masih slow growth," tambahnya.

Industri makanan mencatatkan realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp39,1 triliun atau terbesar ketiga setelah sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi senilai Rp58,7 triliun, dan sektor konstruksi senilai Rp45 triliun.

Dari penanaman modal asing (PMA), sektor industri pengolahan yang masuk ke dalam 5 besar adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya senilai US$2,2 miliar.

Airlangga menjelaskan sektor pergudangan dan transportasi yang mencatatkan realisasi tinggi dapat mendorong kinerja industri, karena merupakan bagian dari pengembangan efisiensi logistik. Hal tersebut dapat mendorong pengembangan rantai pasok industri pengolahan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper