Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Lesu, Laba Industri China Menyusut Lagi Desember 2018

Perolehan perusahaan-perusahaan industri di China menyusut untuk bulan kedua berturut-turut pada Desember 2018.
Manufaktur China/Reuters
Manufaktur China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Perolehan perusahaan-perusahaan industri di China menyusut untuk bulan kedua berturut-turut pada Desember 2018.

Fakta ini mendesak para pembuat kebijakan Negeri Tirai Bambu untuk mendukung industri yang dirugikan oleh melambatnya harga dan aktivitas pabrik yang lesu di tengah perang dagang yang berkepanjangan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan laporan National Bureau Statistics (NBS) yang dirilis hari ini, Senin (28/1/2019), laba industri pada Desember 2018 turun 1,9% dari tahun sebelumnya menjadi 680,8 miliar yuan (US$100,9 miliar), akibat terbebani lesunya permintaan.

Pada November 2018, laba industri turun 1,8%, kontraksi pertama untuk laba dalam hampir tiga tahun.

Sementara itu, ekonomi China berekspansi 6,6% pada 2018 dan diperkirakan akan melambat lebih lanjut tahun ini saat upaya pemerintah China untuk mengurangi risiko utang menekan pasar properti dan membatasi aliran kredit ke sektor swasta. Pada saat yang sama, tindak keras pemerintah terhadap polusi telah merugikan aktivitas industri.

“Sejauh menyangkut tren masa depan, sangat jelas bahwa hal itu akan terus menurun karena (indeks harga produsen/PPI) tampaknya berubah negatif bulan lalu, dan ketika PPI berubah negatif, laba perusahaan industri akan menurun,” kata Tang Jianwei, ekonom senior di Bank of Communications, Shanghai, menambahkan bahwa struktur profitabilitas perusahaan juga akan mulai berubah.

“Laba di sektor-sektor menengah dan hilir dapat stabil sementara sektor hulu akan menghadapi tekanan besar,” lanjutnya, seperti dilansir Reuters.

Data yang sama menunjukkan laba di sektor kimia, pertambangan batu bara, dan logam nonferro melambat secara signifikan pada Desember 2018.

Secara full year (sepanjang tahun 2018), laba industri meningkat 10,3% menjadi 6,64 triliun yuan pada 2018, jauh lebih rendah dari 21% pada 2017.

Sektor hulu seperti ekstraksi minyak, batu bara, dan pertambangan logam masih membukukan kontribusi terbesar perolehan laba tahun lalu, tetapi para analis mengatakan bahwa ketika harga industri melambat atau bahkan menyusut, profitabilitas akan berada di bawah tekanan.

“Bagaimana pun, jika pemotongan pajak besar-besaran yang dijanjikan oleh pemerintah dapat dilaksanakan tepat waktu, maka akan membantu memberi topangan pada penurunan laba industri pada paruh kedua,” tambah Tang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper