Bisnis.com, JAKARTA -- Spesifikasi teknis kendaraan yang dapat melintasi wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia masih dibicarakan oleh kedua negara yang ingin mengoperasikan kapal penyeberangan roll on-roll off Dumai-Malaka itu.
Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Lusi Andayani menjelaskan roll on-roll off (ro-ro) yang dioperasikan nantinya mengangkut penumpang dan kendaraan, termasuk truk.
"Jadi, kendaraan Malaysia harus diterima di sini, kendaraan di sini harus bisa masuk di sana. Itu yang sedang didiskusikan antara [Ditjen] Perhubungan Darat Indonesia dan Perhubungan Darat Malaysia," jelasnya, Minggu (27/1/2019).
Begitu sampai di pelabuhan tujuan, truk-truk pengangkut barang tidak melakukan bongkar di pelabuhan, tetapi melanjutkan perjalanan menuju pabrik. Sampai di sini, otoritas kepabeanan Indonesia dan Malaysia juga belum klop menyangkut mekanisme pemeriksaan barang.
Di sisi perhubungan laut, kedua negara belum final menentukan dermaga. Di Dumai sendiri, terdapat dua terminal penumpang yang menjadi opsi, yakni terminal yang dikelola Pelindo I Cabang Dumai dan terminal Bandar Sri Junjung yang dikelola Pemkot Dumai. Pemilihan dermaga berikut fasilitasnya bakal menentukan pula ukuran armada.
"Kami masih tahap mengevaluasi dermaga di Dumai yang mana yang nanti digunakan, baru nanti didiskusikan dengan Malaysia," tutur Lusi.
Seluruh masalah yang belum tuntas itu akan dievaluasi Kementerian Perhubungan hingga akhir bulan ini. Kemenhub akan mengundang Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk membahas komoditas yang dapat diperdagangkan antarkedua wilayah.
Kementerian Pariwisata juga akan diajak berdiskusi tentang potensi pariwisata yang dapat dikembangkan melalui ro-ro Dumai-Malaka.