Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budi Hikmat: Menzalimi Utang Negara

Persoalan utang negara masih menjadi polemik sejumlah kalangan.  Memasuki Tahun Politik, isu tersebut terus digulirkan guna memengaruhi opini masyarakat. Merespon hal tersebut, sejumlah tokoh juga berupaya meluruskan masalah utang negara tersebut.
Direktur Bahana Sekuritas Budi Hikmat /JIBI-Arif Budisusilo
Direktur Bahana Sekuritas Budi Hikmat /JIBI-Arif Budisusilo

Bisnis.com, JAKARTA -  Persoalan utang negara masih menjadi polemik sejumlah kalangan.  Memasuki Tahun Politik, isu tersebut terus digulirkan guna memengaruhi opini masyarakat. Merespon hal tersebut, sejumlah tokoh juga berupaya meluruskan masalah utang negara tersebut.

Salah satunya, Budi Hikmat Direktur Bahana Tcw Investment Management. Melalui akun Facebooknya, Budi Hikmat menjabarkan pandangannya soal utang negara. Berikut kutipan lengkapnya yang diambil dari akun Facebooknya, pada Selasa (8/1/2018).

Teman

Jadi gatel pengen nulis centil tentang utang negara tapi tetap mencerahkan dan bikin cuan. Pas bener hari ini.

Dalam kapasitas sebagai ekonom profesional lebih dari dua dekade (sombong amat yak), gue nilai kekeliruan memahami utang negara terbilang parah.

Dengan posisi APBN yang defisit buat memacu pertumbuhan dan kenyataannya ndak ada BUMN besar yang bisa diprivatisasi, menggunakan utang itu sudah keniscayaan. Ya pasti berutang, singkat cerita.

Terpenting utang itu produktif. Dan bagaimana caranya negara bisa berutang dengan biaya lebih murah kayak jiran kita.

Tapi yang paling parah itu belum banyak anggota masyarakat yang sadar dan mau memanfaatkan utang sebagai sarana investasi yang paling aman. Istilah lengkapnya credit risk paling rendah, tingkat kupon bisa melebihi inflation risk. Likuid pulak.

Udah deh, hari ini baru aja diumumin minimum kupon untuk SBR05 8,15%. Potong pajak 15%, lu orang bisa dapet 6,9275%. Tenor dua taon. Jangka pendek dong. Kalo BI naikin bunga, kupon juga dinaikin. Floater gitu istilahnya. Coba check deh, deposito dapet berape emang?

Versi syariah juga ada, tapi kayaknya udah lewat taon lalu.

Ya, gue sih cuma ngasih nasehat. Dari pada ngutang sama orang asing, mending sama bangsa sendiri. Persis kayak Jepang Bro. Debt to GDP mereka sekitar 230%, tapi ndak masalah karena pinjem dari dalam negeri. Debt to GDP kita baru 29%, ya mirip Turki. Tapi lebih rendah dibanding Brasil 84%.

So yang ngenyel dan nyinyir keleru soal utang apa ndak berarti menzalimi utang negara. He he he. Masih mangkel, ya udahlah situ yang paling bener...


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper