Bisnis, JAKARTA--Penjualan rumah bukan baru (seken), khusunya yang ditawarkan lewat daring mengalami penurunan, tetapi nasibnya masih lebih baik ketimbang rumah baru.
General Manager Sales Rumah123 Maria Herawati Manik mengatakan penjualan rumah seken memang melemah, tetapi jika jika dilihat range penurunannya, sebenarnya tidak terlalu drastis dibandingkan rumah baru.
"Tren rumah secondary sejak 2015 bagus sekali, sejak 2016 sudah mulai menurun karena kondisi ekonomi. Namun jika ditarik garis mediannya, penurunan tidak terlalu signfikan," katanya. Rabu (14/11/2018)
Dia mengatakan berdasarkan listing rumah123.com, agency yang terdaftar berjumlah 12.000, sementara listing untuk rumah seken sudah lebih dari 800.000 listing. Oleh karena itu, penjualan rumah seken dari tahun 2015 hingga 2018 mengalami kenaikan kurang lebih 10 hingga 15 kali lipat melalui situs properti tersebut.
Maria menjelaskan rumah seken masih menarik minat pembeli karena keuntungannya adalah bangunan yang sudah jadi, sementara rumah baru masih harus menunggu 2 hingga 3 tahun.
Sementara pembangunan rumah primer sekarang banyak di luar Jakarta, seperti Tangerang, Cikarang, dan lainnya karena lahan di pusat kota sudah terbatas dan harganya cukup tinggi. "Jadi rumah seken membantu orang-orang yang ingin memiliki rumah di Jabodetabek," jelas Maria.
Baca Juga
Untuk porsi pembelian rumah, katanya, investor lebih mendominasi. Berdasarkan pencarian terbanyak di Rumah123.com, lima lokasi favorit rumah seken adalah Tangerang, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Bekasi, dan Depok.
Dia menjelaskan harga yang paling banyak dicari yaitu antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar. "Mayoritas pembeli masih mencari di bawah Rp1 miliar, itu menandakan daya beli masyarakat masih di harga segitu," tambah Maria.