Bisnis.com, PEKANBARU -- Pembangunan proyek tol Pekanbaru-Padang yang rencananya dimulai dari Padang-Sicincin, bakal dialihkan ke Riau karena masalah pembebasan lahan yang rumit di Sumatra Barat.
Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan perwakilan PT Hutama Karya (Persero) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) akhir pekan lalu.
"Minggu kemarin saya terima tamu pusat, [HK dan AIIB], intinya jalan tol Pekanbaru-Padang akan dimulai dari Pekanbaru," katanya Rabu (7/11/2018).
Dia menjelaskan selain soal pembebasan lahan, pembangunan tol dari Sumbar akan memakan biaya sangat besar karena harus membuka lahan perbukitan.
Tetapi bila dimulai dari Pekanbaru, kendala pembangunan tidak sebesar di Sumbar, karena pengolahan lahan untuk kebutuhan tol di wilayah Riau lebih mudah, dan juga tidak perlu sampai membuat terowongan seperti di Sumbar.
Dari pembahasan yang dilakukan pemprov, HK sebagai kontraktor akan mulai membangun tol Pekanbaru-Padang dari Pekanbaru, tepatnya seksi I-II rute Pekanbaru-Bangkinang, dan seksi III-IV Bangkinang-Pangkalan Sumatra Barat.
"Kalau ini jadi tol Pekanbaru-Padang dimulai dari sini, Riau akan jadi ibu kotanya Sumatra," kata Wan Thamrin.
Sementara itu Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Riau Masperi mengatakan masalah pembebasan lahan di proyek tol Pekanbaru-Padang, karena masalah tanah adat di Sumbar.
"Alasan itulah [tanah adat] yang jadi kendala kendala, karena itu penyandang dana proyek mengalihkan ke Pekanbaru, ini juga melihat progres tol Pekanbaru-Dumai, yang berjalan lancar, jadi melihat kemungkinan dimulai dari Pekanbaru-Bangkinang dan seterusnya," katanya.
Masperi menjelaskan, untuk rute tol dari Pangkalan-Bukittinggi, rencana ruas jalan tol akan sedikit berbeda karena harus melewati enam terowongan. Sedangkan untuk wilayah Riau rute tol Pekanbaru-Padang tidak terlalu bermasalah.
Pembebasan lahan juga sempat ditanyakan oleh perwakilan HK dan AIIB. Untuk Riau menurut Masperi, lahan bisa dibebaskan setelah adanya penunjukan trase rute tol oleh Kemen PUPR, lalu akan dilakukan perhitungan nilai atau harga tanah oleh appraisal dari Badan Pertanahan Negara, sehingga pihaknya meyakini pemilik lahan tidak dirugikan.
Pemda setempat yang akan dilalui proyek tol ini, Pekanbaru dan Kampar juga sudah memberikan respons positif. Karena itulah proyek tol yang menghubungkan dua provinsi ini bakal dialihkan pengerjaan awalnya ke Riau.
"Akhir dari pertemuan dengan pemprov, HK dan AIIB berpendapat soal kemungkinan akan memulai dan membiayai ruas tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan," katanya.
Menurut data Hutama Karya, Tol Pekanbaru-Padang rencananya tuntas pada 2025 mendatang, akan dibangun 14 seksi, dengan panjang 254,80 kilometer. Diperkirakan investasi yang dibenamkan di proyek ini mencapai Rp80,41 triliun, dengan rincian Rp4,75 triliun untuk Padang-Sicincin, dan Rp75,64 triliun untuk Sicincin-Pekanbaru. Rencana ini bakal terealisasi dengan syarat proses pembebasan lahan seluruhnya tuntas pada akhir 2021.