Apa ukuran paling mudah untuk menilai kondisi sektor riil di Indonesia? Jawabannya ada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Bisa saja jawaban tersebut dianggap mengada-ada. Namun, bagi kalangan pebisnis dan wartawan Pelabuhan Tanjung Priok dianggap sebagai respresentasi sektor riil di Tanah Air. Saat aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu meningkat, bisa dikatakan sektor riil sedang menggeliat. Sebaliknya, jika pelabuhan tersebut sepi, pada saat itu perekonomian nasional sedang lesu.
Semua kondisi itu menemukan pembenarannya karena Pelabuhan Tanjung Priok menangani hampir 70% kegiatan impor ekspor di Tanah Air. Maka jangan heran jika Tanjung Priok disebut sebagai pelabuhan tersibuk di Indonesia. Padahal, jumlah pelabuhan berstatus internasional seantero Nusantara cukup banyak yaitu mencapai 141 unit. Jumlah itu sudah memasukkan Pelabuhan Tanjung Priok.
Dengan status Tanjung Priok sebagai penguasa pasar sektor riil, setiap hambatan sekecil apa pun di pelabuhan tersebut akan menjadi bahan perbincangan di kalangan pebisnis. Informasi hambatan itu akan tersiar dengan cepat di kalangan pewarta media.
Salah satu hambatan yang masih membayangi Pelabuhan Tanjung Priok adalah masalah jalur distribusi dari dan menuju pelabuhan. Sejauh ini, kemacetan arus distribusi ke pelabuhan semakin lama kian parah seiring dengan peningkatan arus bongkar muat barang di pelabuhan tersebut. Laju pertumbuhan arus barang diproyeksikan melambat jika akses dari dan menuju pelabuhan masih bertumpu pada akses jalan tol saja. Pada 2017, Pelabuhan Tanjung Priok tercatat rata-rata melayani sekitar 11,5 juta TEUs per tahun.
Baca Juga
PLATFORM DIGITAL
Pilihan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC memanfaatkan teknologi informasi untuk membangun kantong parkir truk atau buffer area di Pelabuhan Tanjung Priok patut diapresiasi meski belum sepenuhnya menyelesaikan masalah.
Operator pelabuhan menyiapkan kantong parkir seluas 2 hektare yang lokasinya di bekas lahan pabrik Pacific Paint, Jalan R.E. Martadinata, Jakarta Utara. Buffer area itu mampu menampung hingga 1.100 unit truk juga dilengkapi sistem teknologi informasi yang serba canggih. Para pengemudi truk bisa memantau aktivitas bongkar muat melalui layar monitor yang tersedia secara terkini.
Direktur Operasional dan Sistem Informasi IPC Prasetyadi mengatakan kelancaran arus barang dan kendaraan di pelabuhan adalah dambaan semua pihak. Dengan penataan parkir serta penggunaan buffer area berteknologi digital, dia berharap hal itu memperlancar arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok. “[Kini] kita sedang memasuki era baru pelabuhan, di mana semuanya serba digital dan realtime,” katanya belum lama ini.
Selain itu, Pelindo II juga tengah menyiapkan proyek Cikarang Bekasi Laut (CBL) Inland Waterway untuk menautkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan hinterland. Proyek CBL Inland Waterway sepanjang 25 km bisa menjadi moda transportasi alternatif dari dan menuju pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Selama ini, koneksi Pelabuhan Tanjung Priok dengan kawasan industri di Cikarang dengan masih terbatas pada jalan tol dan kereta api. Jalan tol memegang peran dominan angkutan ke pelabuhan sedangkan kereta api masih sangat kecil pangsanya yaitu tidak sampai 5%.
Pelindo II berharap proyek CBL Inland Waterway yang menelan investasi Rp3,4 triliun termasuk juga pengembangan 200 hektare area terminal transportasi sungai di dekat zona industri Cikarang bisa mengurangi dominasi jalan tol.
Pada tahap pertama, CBL Inland Waterway akan menggunakan kanal existing yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melewati Marunda, Jakarta Utara. Pada tahap selanjutnya, PT Pelindo II akan menambahkan rute kanal dari CBL hingga Cikampek, Karawang. Dengan perpanjangan itu, angkutan barang berbasis kanal itu akan menghubungkan arus logistik dari Pelabuhan Tanjung Priok hingga kawasan industri Cibitung-Cikarang di Bekasi serta Cikampek.
Dalam akun Instagramnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga meyakini pengoperasian CBL Inland Waterway akan mengurangi secara drastis kemacetan jalan tol Jakarta Cikampek. Dengan merevitalisasi kanal Cikarang Bekasi Laut, kapal tongkang pengangkut kontainer dari Pelabuhan Tanjung Priok bisa dilayarkan hingga ke kawasan industri Cikarang, begitupun sebaliknya.
Bila inovasi itu dijalankan, pemanfaatan kanal akan menghilangkan aktivitas 4.000 truk kontainer tiap hari yang masuk jalan tol. “Semoga inovasi ini menjadi solusi untuk semua pihak,” tulisnya.
PELABUHAN BESAR
Keinginan Pelindo II membangun transportasi alternatif Pelabuhan Tanjung Priok dengan CBL Inland Waterway patut didukung. Hampir di semua pelabuhan besar di dunia tidak hanya mengandalkan satu atau dua moda transportasi.
Salah satu contohnya adalah Pelabuhan Hamburg, Jerman yang merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Eropa. Pelabuhan yang dioperasikan Otoritas Pelabuhan Hamburg juga didukung jalan tol, transportasi Sungai Elbe dan kereta api.
Ketiga moda transportasi itu memegang peran penting dalam mendukung aktivitas Pelabuhan Hamburg yang melayani 9,73 juta TEUs per tahun. Selain transporasi Sungai Elbe, pelabuhan itu juga didukung jaringan kereta api sepanjang 304 km. Bahkan, 24% dari total volume kontainer yang dibongkar muat di Pelabuhan Hamburg diangkut memakai kereta api. Pada masa mendatang, Otoritas Pelabuhan Hamburg akan menaikkan hingga 30% dari kontainer yang dibongkar dan dimuat di pelabuhan itu diangkut angkutan berbasis rel.
Pelabuhan Hamburg tidak hanya didukung infrastruktur rel, jalan tol dan sungai saja. Pelabuhan di Jerman itu memiliki platform digital yang dikembangkan Dakosy, penyedia perangkat lunak di Pelabuhan Hamburg, guna memudahkan para pemangku kepentingan berbisnis di pelabuhan itu.
Sistem digital yang dikembangkan Dakosy memadukan data milik instansi pemerintah seperti bea dan cukai serta data milik perusahaan pelayaran dan angkutan pelabuhan.
Dengan platform digital itu, para pengemudi truk bisa mengetahui secara terkini pergerakan kontainer saat kapal mulai mendekat pelabuhan. Dengan model itu, para pengemudi truk bisa tahu kapan harus merapat ke pelabuhan guna mengangkut keluar kontainernya. Pada tahun lalu, penyedia perangkat lunak itu meluncurkan layanan untuk menangani kontainer kosong dengan efisien yang bisa diakses di seluruh Eropa.
Setelah melihat pengalaman Pelabuhan Hamburg, kini kita bisa lebih netral menilai Pelabuhan Tanjung Priok betapa semangatnya pelabuhan tersibuk di Indonesia berbenah menjadi pelabuhan kelas dunia. Tujuanya tak hanya ingin melayani pelaku bisnis tetapi juga agar sektor riil tetap tumbuh.