Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC terus memberikan dukungan dalam pencarian korban Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara lewat aktivitas di posko evakuasi yang terletak di Dermaga ex JICT II Pelabuhan Tanjung Priok.
EVP Sekretariat Perusahaan IPC ujar Ari Santoso menyampaikan dengan adanya posko evakuasi tersebut, seluruh pemangku kepentingan terkait bisa ikut meninjau langsung. Diantaranya Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beserta jajarannya.
“Kami terus mendukung upaya evakuasi korban Sriwijaya Air, salah satunya dengan melengkapi fasilitas posko evakuasi supaya segenap tim gabungan yang bertugas dapat bekerja dengan optimal dan terjamin kebersihannya,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (13/1/2021).
Di posko evakuasi yang didirikan sejak Sabtu (9/1/2021) ini, IPC telah menyediakan area parkir yang cukup luas, tenda VIP yang lengkap dengan meja dan kursi, toilet dan wastafel portable, ketersediaan listrik, lampu, fasilitas air bersih, mushola dan pengamanan.
Tepat di bibir dermaga yang menjadi lokasi sandar kapal dalam melakukan evakuasi juga telah dipasangi garis pembatas untuk memudahkan proses evakuasi tim SAR.
Adapun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membutuhkan waktu setidaknya 2 hingga 5 hari untuk mengunduh data yang berasal dari Flight Data Recorder atau FDR setelah menemukan salah satu perangkat kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Baca Juga
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan misteri kecelakaan SJ-182 secara perlahan dapat terungkap setelah pengunduhan data berhasil dilakukan. Selanjutnya tim juga masih mencari perangkat kotak hitam lainnya berupa cockpit voice recorder (CVR) atau rekaman percakapan dalam kokpit.
“Setelah FDR, diharapkan menemukan CVR segera. Kami butuh waktu dua hari hingga lima hari. Semoga data yang diunduh berhasil dan nanti akan kami sampaikan kembali hasilnya,” ujarnya.
Dia juga mengharapkan dengan terungkapnya penyebab kecelakaan, hal ini bisa menjadi pembelajaran agar kecelakaan yang sama tidak terjadi di kemudian hari. Menurutnya, tujuan utama investigasi yang dilakukan oleh KNKT adalah semata-mata terkait keselamatan.
Kotak hitam ditemukan di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pukul 16.20 WIB. Kotak hitam ini ditemukan setelah empat hari pencarian.