Bisnis.com, NUSA DUA -- Gubernur Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) Haruhiko Kuroda menyampaikan bahwa normalisasi kebijakan di AS bakal memberikan pengaruh baik bagi perekonomian global.
Dalam acara "Governor Talk: Japan--Tackling Policy Challenges in a Low Inflation Environment", yang menjadi rangkaian Annual Meeting IMF-World Bank Group (WBG) 2018, dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran di AS mendukung Federal Reserve untuk mengerek suku bunga acuan.
"Mungkin akan berdampak ke pasar, tapi langkah pengetatan itu baik karena memperlihatkan pertumbuhan [ekonomi AS]. Jadi, dengan pernyataan yang jelas dan normalisasi secara gradual, menurut saya itu tidak buruk. Sebenarnya itu baik untuk ekonomi global," ujarnya, Sabtu (13/10/2018).
Kendati jalur yang diambil bank sentral AS, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), dan BOJ sekarang beragam dan membuat efek dramatis di pasar, Kuroda menilai dunia telah lebih siap sejalan dengan pemulihan ekonomi pascakrisis 10 tahun lalu.
Namun, lanjutnya, AS juga berkontribusi meningkatkan tensi dagang. Hal ini dipandang lebih mengkhawatirkan ketimbang normalisasi kebijakan moneter yang diambil The Fed dan ECB.
"Tidak hanya buruk bagi AS dan China tapi juga untuk seluruh perekonomian, Asia dan dunia," ujar Kuroda.
Dia menilai tensi dagang pasti akan berkurang di satu titik, walaupun dia mengakui tidak tahu cara dan kapan sengketa dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia itu akan terselesaikan.