Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Targetkan TKDN Proyek Kereta 50%

Penggunaan TKDN akan dimaksimalkan khususnya dalam pembangunan proyek infrastruktur transportasi seperti kereta.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) meninjau proyek LRT DKI Jakarta di Stasiun Pulomas, Jakarta Timur, Minggu (15/7/2018)./Bisnis.com-Feni Freycinetia Fitriani
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) meninjau proyek LRT DKI Jakarta di Stasiun Pulomas, Jakarta Timur, Minggu (15/7/2018)./Bisnis.com-Feni Freycinetia Fitriani

Bisnis.com, JAKARTA – Penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) akan dimaksimalkan khususnya dalam pembangunan proyek infrastruktur transportasi seperti kereta.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kondisi dolar AS yang makin melemahkan rupiah menjadi salah satu faktor alasan pentingnya peningkatan penggunaan komponen dalam negeri.

Dalam hal ini, dia mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah BUMN untuk menggunakan komponen dalam negeri khususnya sektor transportasi perkeretaan sebesar 50%.

“Artinya kita bisa menghemat devisa, banyak tenaga lokal ditampung, dan kita memungkinkan untuk ekspor. Banyak sekali dampak [positif] yang bisa diperoleh dengan ini [pemaksimalan penggunaan TKDN],” ungkapnya.

Menhub mengemukakan hal tersebut di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta pada Kamis (23/8/2018).

Menurutnya, beberapa komponen yang dapat memanfaatkan konten lokal antara lain bogie (sistem kesatuan roda kereta) dan pengatur suhu udara (air conditionerAC).

“Kalau komponen yang sensitif itu kita masih impor dulu. Bahkan, Jepang pun untuk bagian kereta tertentu masih impor dari Jerman,” kata Budi Karya.

Proyek kereta yang ditargetkan akan menggunakan 50% komponen lokal yaitu light rail transit (LRT) atau kereta ringan Jabodebek dan kereta semicepat Jakarta – Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper