Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek membantah adanya kemacetan baru akibat pengaturan jam operasional truk di tol Jakarta-Tangerang.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan selama ini tuduhan tersebut tidak terbukti.
"Jadi, yang bilang kalau kebijakan ini memindahkan kemacetan baru sampai saat ini belum terbukti, kan kami sudah menerapkan di tol Jakarta-Cikampek. Nah, truk akan atur sendiri perjalanannya," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (18/4/2018).
Bantahan itu merujuk pada pernyataan Organda yang mengatakan adanya pengaturan jam operasional truk di jalan tol justru menimbulkan kemacetan baru. Pasalnya, selama ini para sopir truk memilih untuk menunggu di pintu tol sampai truk diperbolehkan melintas.
Menurut Bambang, kebijakan pengaturan jam operasional angkutan barang di jalan tol tersebut sudah dipikirkan dengan matang dengan berkaca pada penerapan pengaturan di jalan tol Jakarta-Cikampek. Dia menyatakan, sebagai pembuat regulasi, pihaknya hanya bertugas untuk mengatur tanpa menguntungkan atau merugikan pihak manapun.
Bambang juga menampik adanya anggapan bahwa pengaturan truk di jalan tol tidak cukup efektif mengingat volume angkutan barang di jalan tol hanya sebesar 3%.
Baca Juga
"Kan kami berpatok kepada V/C Ratio [rasio volume dan kapasitas]. Karena V/C Ratio sudah lebih dari satu dan penyebab kemacetan enggak cuma truk, semua kena, diatur. Nah, jadi ini adalah azas pemerataan," terangnya.
Adapun sebelumnya, Bambang pernah mengatakan adanya pengaturan angkutan barang di jalan tol diharapkan bisa membuat pengusaha mengubah pola pengiriman barang. Untuk target jangka panjang dari pengaturan itu, pihaknya berharap para pengusaha akan menggunakan moda angkutan logistik lain selain truk.
Ke depannya, pengusaha diharapkan dapat menggunakan kereta api ataupun kapal sebagai angkutan logistik.
“Jangka panjangnya adalah pengusaha harus menggunakan moda lainnya. Jangan harapkan dari jalan, karena jalan sudah penuh dengan golongan lainnya. Angkutan logistik seharusnya sudah tidak layak lewat jalan," paparnya.
Saat ini, BPTJ mengaku tengah mengupayakan terobosan baru bagi angkutan logistik.