Bisnis.com, JAKARTA—Transaksi properti sekunder di Bekasi masih menunjukkan kurva yang menjanjikan.
Albert Luhur Executive Director PT Summarecon Agung Tbk., mengatakan penduduk Bekasi memiliki pendapatan yang cukup tinggi di kelas pekerja. Selain itu masyarakat ini juga memiliki karakteristik yang loyal, ketika memilih hunian kebanyakan akan memilih lokasi yang hampir sama. Tak mengherankan perusahaan melihat bahwa tahun lalu justru terjadi banyak transaksi sekunder bagi rumah Rp3 miliar.
“Kami berkesimpulan bahwa pasar terhadap rumah mewah di Summarecon Bekasi masih ada, desain, teknologi, dan cara membangun akan memberikan nilai plus,” katanya belum lama ini.
Albert menjelaskan, untuk menaikkan nilai kawasan, maka pengembang perlu senantiasa menambahkan fitur dan memberikan penawaran baru. Hal itu dipelajari perusahaan setelah sebelumnya mengembangkan Kelapa Gading dan Serpong.
Terbaru, perusahaan menambahkan fitur komersial dengan investasi fiberoptik di Bekasi. Kemudian langkah selanjutnya kemungkinan akan dilakukan dengan menambah fasilitas komersial lainnya. Misalnya saja pengembangan mal Summarecon Bekasi yang saat ini masih dalam pengembangan tahap pertama.
“Kayak dulu misalnya di Kelapa Gading, sebagai trigger kami tambahkan ritel,” imbuhnya
Baca Juga
Ke depannya perusahaan berharap akan bisa mengangkat kelas Bekasi secara perlahan. Misalnya saja dengan kerja sama perusahaan Jepang Sumitomo Forestry.
Saat ini kawasan Summarecon Bekasi tercatat memiliki lahan 240 ha, sebanyak 40%-nya belum dibangun.
Untuk peluncuran proyek selanjutnya perusahaan akan bertahap sesuai dengan hasil penjualan. Perusahaan akan banyak meluncurkan komersial dan residensial juga apartemen. Namun untuk meluncurkan proyek yang benar-benar baru, perusahaan masih akan melihat pasar terlebih dahulu.
Pasalnya, perusahaan melihat bahwa pasar apartemen nasional sepanjang 2013-2016 tergolong masih banyak pasokan layaknya yang terjadi di sektor perkantoran.
Saat ini, rata-rata harga lahan di kawasan Summarecon Bekasi di kisaran Rp10juta—Rp12 juta per meter persegi. Sementara untuk penjualan kavling komersial di kisaran Rp15 juta per meter persegi hingga Rp 24 juta per meter persegi.