Bisnis.com, SAMARINDA - PT Pertamina Hulu Mahakam berupaya menjaga produksi minyak dan gas di Blok Mahakam Kalimantan Timur, tidak mengalami penurunan.
Sedangkan, untuk menaikan produksi migas, hal itu sulit dilakukan, Rabu (14/3/2018).
"Produksi migas (Blok Mahakam) tidak mungkin alami kenaikan. Kenaikan ini dalam arti dari total produksi sumber cadangan migas pertama kali ditemukan sejak tahun 1970. Dengan setiap hari diambil di cadangan yang sama, produksi pasti akan turun," kata Head Department East Kalimantan District External Relations, Visnu C Brahmono.
PHM ditargetkan tahun 2018 produksi minyak mencapai 42.1 kbopd dan gas 984 MMscfd. Target ini turun sekitar 20% dibanding tahun 2017 target produksi gas 1200 MMscfd. Penurunan ini menurut Visnu, hal yang alami.
"Tugas kami membuat selandai mungkin (turun produksi migas) dan tidak mungkin naik. Bisa dinaikan produksi, bila ada terobosan ditemukan sumber baru migas atau ada teknologi baru yang dipakai," kata Visnu.
Dijelaskan Visnu, PHM terus berupaya produksi migas blok Mahakam terus beroperasi setiap tahun. Agar, daerah Kalimantan Timur mendapatkan manfaatnya melalui Dana Bagi Hasil (DBH).
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Tim Advisory Ekonomi Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Harry Aginta mengatakan sektor migas hulu mengalami tantangan yang sangat berat dan peranannya terhadap ekonomi Kaltim tak lagi dominan.
"Produksi migas tak bisa dinaikan di Kaltim. Untuk mencari sumber baru migas juga lama, butuh waktu lama 10 tahun dari tahapan survei sampai eksplorasi yang memerlukan investasi besar," kata Harry.
Lebih lanjut, Harry mengatakan harapan baru Kaltim di sektor migas bisa dari sektor industri pengolahannya. Dengan dinaikan kapasitas kilang Balikpapan dan dibukanya kilang baru di Bontang, maka ekonomi Kaltim bisa mendapat tambahan baru pertumbuhan setiap tahun 0,5%.
"Industri pengolahan migas yang akan baru dibangun memang tidak bisa cepat dirasakan. PDRB Kaltim baru ada tambahan dari kilang Balikpapan kapasitas produksi 360 ribu barrel per hari bisa masuk pada tahun 2022. Tapi, ketika ada pembangunan kilang baru tahun 2018 sampai 2020 maka akan menyumbang PDRB di sektor konstruksi," kata Harry.