Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Mebel Minta Kapastian Pemerintah

Pasar ekspor produk furniture dan kerajinan Indonesia membutuhkan dukungan kepastian bahan baku dan kepastian regulasi untuk mencapai target penjualan US$5 Miliar dolar dalam 2 tahun ke depan.
Pengunjung dan calon pembeli melihat beragam produk kerajinan di salah satu pameran./JIBI-/Desi Suryanto
Pengunjung dan calon pembeli melihat beragam produk kerajinan di salah satu pameran./JIBI-/Desi Suryanto

Bisnis.com, JAKARTA—Ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia membutuhkan dukungan kepastian bahan baku dan kepastian regulasi untuk mencapai target penjualan US$5 Miliar dolar dalam 2 tahun ke depan. 

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto menuturkan industri pengolahan kayu ini merupakan sektor padat karya. Untuk itu dibutuhkan komitmen seluruh pemangku kepentingan agar target nilai ekspor ini dapat tercapai.

"Dengan dukungan dua kementerian [Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan] tahun lalu kami tumbuh 14%. Kalau dibantu 30 kementerian maka kami seharusnya dapat tumbuh 210%," kata Soenoto, belum lama ini.

Pada 2017, HIMKI menyebutkan pasar ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia mencapai US$2 miliar. Jumlah tenaga kerja yang diserap mencapai 1 juta orang. Pada 2018 ini nilai ekspor mebel dan kerajinan Indonesia itu diperkirakan tumbuh 20% atau sekitar US$2,4 miliar. 

"Nilai ekspor [2017] ini setara Rp27 triliun. Kami harapkan sebagian dapat dikembalikan ke industri. Kalau misalnya 1% dari nilai [ekspor] pemerintah kembalikan ke industri maka akan ada biaya riset dan pengembangan mencapai Rp270 miliar,"  kata Soenoto. 

Pentingnya riset dan pengembangan ini dikarenakan tuntutan pasar. Bagi industri mebel dan kerajinan, kata Soenoto, tanpa design dan produk baru artinya tidak ada penjualan. 

Lebih lanjut Soenoto mengharapkan dukungan dalam bentuk pengembangan, dia juga mengharapkan pemerintah mempermudah perizinan. Saat ini, investor bidang mebel membutuhkan 110 perizinan agar dapat berusaha di sektor ini. Akibatnya minat investasi menjadi rendah. Saat ini disinyalir terdapat 40.000 jenis perizinan baik tingkat pusat maupun daerah yang menghambat iklim investasi di Indonesia. 

"Salah satu investor furnitur di Surabaya akhirnya hengkang ke Vietnam karena tidak, betah perizinan yang ada,"katanya. 

Dia juga meminta pemerintah memberi perlindungan bagi industri di dalam negeri. Ekspansi China yang membawa uang dan teknologi ke Indonesia di sektor mebel dan kerajinan tidak dapat dihindari. Apalagi investor ini juga membawa jaringan pemasaran ke berbagai belahan pasar dunia termasuk ke China yang memiliki penduduk 1,3 miliar orang. 

"Ketika investor China datang, silahkan. Tapi kegiatannya dari tahap semi finish - sampai finishing. Sedangkan dari bahan baku sampai semi finishing adalah kerja Indonesia, ini kolaborasi bagi-bagi kerjaan. Bagi-bagi rezeki," kata Soenoto. 

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menuturkan kunci keberhasilan industri nasional adalah kemampuan memberi nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki Indonesia.  

"Kalau kita jual barang mentah [kayu log maupun rotan] rugi sekali. Nilai tambahnya yang harus ditingkatkan sehingga membahagiakan petani. Saya liat furniture ini merupakan industri yang penuh nilai tambah," katanya.  

Triawan menyatakan, uang yang berputar dalam industri kreatif terus berkembang setiap tahunnya. Pada akhir 2018 nanti, nilai perputaran uang dalam ekonomi kreatif diperkirakan mencapai Rp1.100 triliun.

"Ekonomi kreatif saya yakin sudah capai Rp1.000 triliun sampai akhir 2017. Soalnya data terakhir sudah tembus 920 triliun. Akhir 2018 semoga bisa Rp1.100 triliun," kata Triawan.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper