Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) tengah mencari pendanaan sekitar Rp14 triliun untuk membangun jalan tol prioritas Trans-Sumatra.
Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan bahwa dari delapan ruas prioritas jalan tol Trans-Sumatra yang menjadi penugasan kepada perseroan saat ini, baru lima ruas yang financial close.
"Ada tiga ruas tol Trans-Sumatra yang belum finansial close atau belum selesai pendanaannya," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Ketiga ruas tersebut yakni Pekanbaru—Dumai, sebagian ruas Tebing Tinggi—Kisaran, dan Palembang—Tanjung Api-api.
Adapun, lima ruas yang sudah mendapatkan pendanaan ialah Medan—Binjai, Palembang—Indralaya, Bakauheni—Terbanggi Besar, Terbanggi Besar—Pematang Panggang, dan Pematang Panggang—Kayu Agung.
Selain delapan ruas prioritas tersebut, Hutama Karya juga mendapat tiga ruas tambahan yakni yakni Medan—Banda Aceh, Padang—Pekanbaru, dan Tebing Tinggi—Parapat.
Baca Juga
Untuk ruas Tebing Tinggi—Parapat dikerjakan bersama dengan dua badan usaha jalan tol lainnya yakni PT Jasa Marga Tbk. dan PT Waskita Karya Tbk.
Putra memerinci dari delapan ruas prioritas tersebut, perseroan membutuhkan ekuitas Rp84 triliun. Saat ini, pendanaan sekitar 80 kilometer pada delapan ruas prioritas Trans-Sumatra berasal dari Kementerian PUPR dengan nilai Rp10 triliun.
"Berarti kan project-nya tinggal Rp74 triliun. Dengan Waskita 105 kilometer sekitar Rp13 triliun sehingga masih kurang Rp60 triliun. Kalau modalnya separuh, saya butuh modal Rp30 triliun," tuturnya.
Dari modal tersebut yang sudah dipenuhi berasal dari dua kali penyertaan modal negara senilai Rp5,60 triliun. Lalu dari JORR S senilai Rp6,50 triliun dan Akses Tanjung Priok sekitar Rp4 triliun.
"Sisa Rp14 triliun masih kami cari. Pekerjaan di lapangan masih jalan. Saya sudah lapor ke Ibu [Menteri BUMN Rini Soemarno] dan Pak Menteri [Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono]," tuturnya.