Bisnis.com, JAKARTA — Konsultan properti JLL Indonesia mencatat tingkat permintaan akan pergudangan modern tergolong stabil dengan distribusi yang terkonsentrasi di kawasan industri bagian timur Jakarta selama beberapa tahun ke depan.
Head of Research JLL Indonesia James Taylor mengatakan saat ini dari total pasokan pergudangan modern di kawasan Jabodetabek sebesar 1,3 juta meter persegi, setidaknya dua pertiga-nya merupakan tipe built to suit yang dibangun sesuai dengan kebutuhan penyewa.
Pasokan-pasokan pergudangan itu tercatat sebesar 60% berlokasi di kawasan industri dengan 85% di antaranya terkonsentrasi di Timur Jakarta. Hal itu tidak lepas dari dukungan permintaan yang kuat dari ekspansi jasa logistik dan pertumbuhan e-commerce.
JLL mencatat pasokan pergudangan terbaru yang baru selesai dibangun pada triwulan ini adalah PT Mitsubishi Logistics Indonesia MM2100 seluas 18.000 meter persegi di kawasan industri daerah Bekasi.
“Tingkat hunian tercatat masih akan tinggi karena dominasi permintaan bersifat built to suit. Mengingat pasokan hingga 2021 diprediksikan baru mencapai 500.000 meter persegi,” katanya dikutip Senin (12/2).
Meskipun tahun 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan untuk industri properti, khususnya sektor pergudangan modern, katanya, sektor itu masih cukup diminati, baik oleh investor maupun pasar, khususnya penyedia jasa logistik, fast-moving consumer goods (FMCG), dan e-commerce.
JLL melihat sejumlah investor dari beberapa negara Asia seperti Jepang, China dan Hong Kong, serta Singapura masih menunjukkan minat cukup tinggi untuk berinvestasi pada sektor properti di Indonesia, khususnya residensial dan sektor logistik yang membawa pengaruh positif terhadap properti pergudangan. Menjelang tahun politik, diharapkan realisasi investasi tidak terganggu sehingga tetap stabil.
Managing Director Ciputra Grup Harun Hajadi mengatakan saat ini lokasi pergudangan yang dibangun perusahaan berada di kawasan Bekasi dengan tingkat penjualan yang hampir habis di bawah bendera BiZPark. Perusahaan memang belum secara masif mengembangkan pergudangann sehingga masih membangun pergudangan secara konvensional dan belum ada permintaan untuk bangunan build to suit.
“Tahun ini target penjualan pergudangan hanya Rp85 miliar,” katanya.