Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

500 Ton Benih Padi Tahan Wereng Siap Meluncur

Kementerian Pertanian menyiapkan bantuan benih padi varietas tahan wereng batang coklat seperti Inpari 31 dan 33 sebanyak 500 ton.
Petani menyiapkan bibit padi di persawahan Desa Tanjung, Pademawu, Pamekasan, Madura, Kamis (27/4)./Antara-Saiful Bahri
Petani menyiapkan bibit padi di persawahan Desa Tanjung, Pademawu, Pamekasan, Madura, Kamis (27/4)./Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menyiapkan bantuan benih padi varietas tahan wereng batang coklat seperti Inpari 31 dan 33 sebanyak 500 ton.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit tanaman serta perubahan iklim, yang lebih tinggi dari tahun lalu.

Seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pertanian, penyebab utama meningkatnya serangan wereng batang coklat diantaranya penanaman varietas rentan wereng batang coklat seperti Ketan, Menthik Wangi, Menthik Susu, Beras Merah, Pandan Wangi, varietas lokal lainnya yang menjadi sumber inokulum berkembangnya populasi wereng batang coklat.

Penyebab lain, juga kemarau basah tahun lalu dan April-Juni 2017 dengan rerata curah hujan bulanan lebih dari 200 mm dengan rerata kelembaban udara lebih dari 90%. Kondisi ini menjadi pemicu bagi perkembangan populasi wereng pada periode April-Juli 2017.

Ini diperburuk dengan penggunaan jenis, dosis, serta aplikasi pestisida yang tidak sesuai dengan anjuran sehingga memicu resistensi wereng. Laporan serangan yang terlambat berakibat outbreak dan puso di beberapa lokasi karena tidak bisa dikendalikan.

Ditemui usai konferensi pers terkait cetak sawah, Sekjen Kementan Hari Priyono menyampaikan, petani tetap dapat menggunakan benih padi varietas rentan wereng batang coklat seperti Ketan, Menthik Wangi, Menthik Susu, Beras Merah, Pandan Wangi. Namun, penanaman varietas rentan wereng ini disarankan bukan pada wilayah endemis wereng.

"Ini tetap bisa ditanam, asal jangan di daerah endemis seperti Indramayu dan Banyumas," katanya, Senin (4/9).

Hari menambahkan, pada prinsipnya serangan hama tetap ada, asal tidak mencapai 5% dari luas tanam. "Kalau kurang dari 5%, tidak berdampak ke ekonomi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper