Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut : Target Swasembada Garam Jadi 2019

Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan menetapkan target baru swasembada garam menjadi 2019. Untuk itu, potensi lahan seluas 40.000 hektare yang tersebar di sejumlah daerah akan dioptimalkan untuk tambak garam.
Petani memanen garam di Desa Kedungmalang, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (19/8)./ANTARA-Yusuf Nugroho
Petani memanen garam di Desa Kedungmalang, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (19/8)./ANTARA-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA - Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan menetapkan target baru swasembada garam menjadi 2019. Untuk itu, potensi lahan seluas 40.000 hektare yang tersebar di sejumlah daerah akan dioptimalkan untuk tambak garam.

Target swasembada garam sebenarnya telah ditetapkan beberapa kali. Terakhir, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan swasembada garam akan dicapai 2016. Gangguan cuaca pada tahun itu membuat target mundur menjadi 2017.

Hari ini, Senin (28/8/2017), Kemenko Maritim menggelar rapat koordinasi dan mengumpulkan beberapa kementerian teknis yang tergabung dalam Tim Industri Garam Nasional, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Badan Standardisasi Nasional.

"Tim minta [swasembada garam] 2020, tapi saya minta dipercepat lagi. Kalau bisa 2019," kata Luhut seusai rakor.

Menurut Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden Abdurrahman Wahid itu, terdapat 40.000 ha lahan, termasuk tambak garam eksisting saat ini, yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai swasembada.

Lahan itu, tutur Luhut, terdiri atas tambak rakyat, tambak PT Garam (Persero), maupun tanah hak guna usaha (HGU) milik perusahaan swasta yang lama menganggur. Pemerintah akan memverifikasi lahan tersebut untuk kemudian dipastikan clean and clear.

Adapun berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, 40.000 ha itu mencakup integrasi tambak rakyat seluas 25.000 ha, integrasi lahan PT Garam 5.000 ha, dan ekstensifikasi di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat 10.000 ha.

"Nah, kalau itu bisa selesai tahun ini, kita bisa selesai 2019," ujar Luhut.

Dengan optimalisasi, Luhut berharap produktivitas tambak bisa 100 ton per hektare dari saat ini 70-80 ton per ha. Dengan demikian, produksi garam dalam negeri pada 2019 mencapai 4 juta ton atau setara dengan kebutuhan nasional per tahun.

"Kami ingin supaya jangan impor lagi. mMemang cost [biaya produksi garam] kita slightly lebih mahal, tapi beda Rp30 [per kg] kan enggak masalah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper