Bisnis.com, JAKARTA--Meskipun berdasarkan riset Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) biaya logistik Indonesia turun menjadi 23,5% pada 2017, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asean.
Biaya logistik Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Vietnam (25%), Thailand (13,2%), Malaysia (13%) dan Singapura (8,1%).
Ketua DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan, sekalipun mulai turun, masih banyak hal yang harus dibenahi. Contohnya adalah tarif di pelabuhan dan bandara yang masih tinggi.
"Tarif di lingkungan bandara dan pelabuhan harus kita evaluasi apakah sudah kompetitif dan kita bandingkan dengan pelabuhan di Asean," katanya kepada Bisnis, Senin (24/7/2017).
Oleh karena itu dia mengapresiasi langkah Kementerian Perhubungan yang gencar memberantas pungutan liar di pelabuhan dan bandara. Menurutnya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap turunnya biaya logistik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya di sejumlah pelabuhan dan bandara berulang kali menekankan mengenai pungli.
Baca Juga
Salah satunya adalah pungli tarif bongkar muat di pelabuhan Samarinda. Menurutnya dengan terbongkarnya tindak pidana tersebut menimbulkan efek jera bagi pelabuhan-pelabuhan lain.
Hasil riset Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menunjukkan, perbandingan biaya logistik terhadap produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) sejak 2013 hingga 2017 turun 2,2 poin dari 25,7% menjadi 23,5%.