Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan DPR menilai penerimaan pajak di APBN 2017 bakal sulit direalisasi sampai akhir tahun ini.
Dalam APBN 2017, target penerimaan pajak dipatok sebesar Rp1.498,9 triliun atau naik 16,7% dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2016 sebesar Rp1.284,9 triliun.
"Target itu sebetulnya kurang realistis sehingga akhirnya harus direvisi," kata Anggota Komisi XI DPR (Fraksi Gerindra), Heri Gunawan, Senin (24/7/2017), sebagaimana dikutip dari laman dpr.go.id.
Heri mengemukakan ada dua kemungkinan tidak terealisirnya target pajak yakni kesalahan kebijakan atau kinerja petugas pajak di lapangan yang tidak optimal.
Baca Juga
Melesetnya target pajak ini terjadi hampir setiap tahun. Walau kebijakan sudah disempurnakan, tetap saja target meleset. Kinerja Direktorat Jenderal Pajak juga mesti dibenahi.
"Melesetnya realisasi penerimaan pajak dari target menandakan ada kontra antara rancangan kebijakan dengan kinerja penerimaan pajak yang ada di APBN. Tidak aneh bila kemudian asumsi-asumsi yang ada, sering sekali direvisi, yang akhirnya mengganggu kredibilitas APBN. Dirjen Pajak harus mampu mengambil pelajaran pada setiap kali realisasi penerimaan pajak," ujarnya.
Dia menjelaskan PPh non-migas cenderung menurun. Pada realisasi tahun 2016 hanya sebesar Rp630,1 triliun atau 76,9% dari target APBN-P 2016 sebesar Rp819,5 triliun.
Realisasi penerimaan sumber daya alam juga hanya Rp64,9 triliun atau 72,6% dari APBN-P 2016 sebesar Rp90,5 triliun.
"Penyebab tidak tercapainya target tersebut dapat dilacak pada penerimaan migas yang hanya Rp44,9 triliun atau 65,3% dari APBN-P 2016," tuturnya.