Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa tahun terakhir penyaluran kredit ke sektor transportasi dan pergudangan menurun.
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan, per Februari 2017 penyaluran kredit untuk lapangan usaha transportasi, pergudangan dan komunikasi tercatat sebesar Rp166,67 triliun.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp175,04 triliun, angka tersebut menurun sebanyak 4,78%. Begitu pula jika dibandingkan total penyaluran akhir tahun lalu (year to date) yang turun 3%.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) meningkat 8,9% secara year on year.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman, penurunan tersebut karena bank menilai risiko di sektor ini cukup tinggi.
Penyebabnya adalah banyaknya banyaknya usaha transportasi yang bangkrut dalam rentang waktu 2014 sampai 2016.
"Dalam kurun waktu tersebut truk logistik yang tak beroperasi mencapai 30%," katanya, Kamis (18/5/2017).
Dia menyarankan agar bank sebagai pemberi kredit berhati-hati karena tak sedikit pengusaha yang nakal.
Namun, memasuki 2017 dia menilai sektor logistik sudah cukup prospektif. Hal tersebut tercermin dari utilisasi unit yang sudah mencapai 90%.