Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah perusahaan yang terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik di bawah 100 megawatt (MW) mengaku, kebijakan penggunaan 100% konten lokal yang didorong oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi tantangan tersendiri untuk dilaksanakan saat ini.
Sekjen Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Heru Dewanto mengatakan, permintaan PT PLN tersebut cukup sulit dilakukan saat ini. Terlebih, menurutnya, mayoritas pendanaan untuk Independent Power Producer (IPP) atau perusahaan swasta pembangun pembangkit listrik, berasal dari luar negeri.
"Biasanya, perusahaan luar negeri memiliki inisiatif untuk membawa komponen lokal dari negaranya ketika berinvestasi pada IPP di Indonesia," kata Heru, Sabtu (6/5).
Untuk itu, Heru menganjurkan kepada sejumlah perusahaan pembangun pembangkit listrik dibawah 100 MS yang dapat memenuhi komponen lokal agar memberikan harga yang kompetitif.
Seperti diketahui sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendorong agar IPP yang terlibat dalam pembangun pembangkit listrik dibawah 100 MW menggunakan konten lokal semaksimal mungkin atau mencapai 100%.
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri mencapai 100% dalam pembangunan pembangkit berkapasitas 100 MW merupakan inisiatif PLN. Pasalnya, BUMN penyedia layanan listrik itu menilai kebutuhan produk untuk proyek khusus tersebut mayoritas sudah tersedia di dalam negeri.
"Khusus untuk pembangkit di bawah 100 MW, kami masih sebatas mendorong penggunaan konten lokalnya untuk mencapai 100%," ujarnya.
Pasalnya Iwan mengakui, untuk saat ini terdapat beberapa komponen yang belum bisa dibuat sepenuhnya di dalam negeri seperti turbin dan generator. Untuk itu dia masih memaklumi jika pemenuhan konten lokal pada komponen tersebut dapat dilakukan saat ini juga.
Adapun, konten lokal yang wajib dibuat didalam negeri selain turbin dan generator adalah seperti pen belt, filter dan bolier
“Yang jadi kendala adalah ketika perusahaan swasta itu mendapat pendanaan dari luar negeri. pemberi dana itu biasanya bawa juga produknya untuk digunakan di Indonesia. Untuk itu kita inginnya lokal konten diproduksi di sini. Kan kalau konten ada komponen dan bahan bakunya," lanjut Iwan.
Dia mengatakan, penetapan syarat konten lokal oleh PLN pada komponen-komponen tersebut adalah agar IPP tidak bicara masalah presentasi pembiayaan pembelian produk impor. Untuk itu PLN tetap berusaha meminta IPP memakai lokal konten 100%. Akan tetapi apabila dirasa belum bisa maka perakitan 100% harus dilakukan di Indonesia.
Terpisah Presiden Direktur PT Tanjung Power Indonesia (TPI), Mustiko Bawono mengatakan bahwa pihaknya belum sepakat dengan kebijakan PLN supaya menggunakan 100% konten dalam pembangunan pembangkit berkapasitas 100 MW. Pasalnya, menurutnya, selama ini produsen boiler dan turbin di dalam negeri belum siap.