Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono berharap Kabupaten Blitar dapat menjadi penyangga kebutuhan cabai rawit nasional, disamping Kabupaten Kediri, Tuban, Banyuwangi, Malang, dan Magetan di wilayah Jawa Timur sebagai sentra utama cabai rawit merah.
Hal ini disampaikan di sela-sela kunjungannya melakukan panen seluas 4.800 ha di Kabupaten Blitar pada 28-30 April 2017.
Kadis Pertanian Kabupaten Blitar Eko Putro menyampaikan luas panen April, Mei, dan Juni 2017 tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Panggungrejo seluas 1.850 ha, Kecamatan Wates seluas 1.509 ha, dan Kecamatan Binangun seluas 1.500 ha. Panen di tiga kecamatan tersebut dapat mengamankan pasokan di wilayah Jawa Timur, serta harapannya dapat mensuplai wilayah Jabodetabek.
"Dengan kondisi panen saat ini diharapkan dapat menjamin stabilitas pasokan dan harga di wilayah Jawa Timur dan Jabodetabek," tuturnya seperti dalam keterangan resmi, pada Minggu (30/4/2017).
Petani Kabupaten Blitar Sarwi Riyanto menyebut harga cabai rawit merah di tingkat petani sekitar Rp30.000 - Rp35.000 per kg. Khusus petani di Blitar, rata-rata nilai BEP berada di kisaran Rp12.000 - Rp15.000. Dengan kondisi saat ini, artinya petani masih bisa menikmati keuntungan yang bisa menjadi modal untuk pertanaman selanjutnya.
"Petani saat ini cukup senang dengan harga yang diterima di tingkat petani," katanya.
Sarwi menyampaikan selama ini petani di tiga kecamatan tersebut melakukan sistem pola tanam tumpang sari jagung-cabai rawit merah. Pada saat jagung berumur 1 bulan, petani menanam cabai rawit merah sehingga pada saat panen jagung yakni pada umur 2 bulan, pertumbuhan cabai rawit merah telah memasuki pertumbuhan generatif dan mulai berbunga.
"Tentunya sistem pola tanam tumpang sari ini menguntungkan petani dan efisien dalam penggunaan unsur hara," imbuhnya.