Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi, Pemerintah Perlu Waspadai Harga Hortikultura

Kalangan pengamat pertanian menilai pemerintah harus mewaspadai tren kontribusi harga pangan penyumbang inflasi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengamat pertanian menilai pemerintah harus mewaspadai tren kontribusi harga pangan, terutama komoditas hortikultura terhadap inflasi nasional. Pasalnya, komoditas itu menjadi infloator utama inflasi dari sektor pangan sepanjang 2016.

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori mengatakan jika merujuk pada data otoritas moneter, dalam 3 tahun terakhir, sumbangan kelompok bahan pangan terhadap inflasi memang tidak terkendali.

Dia menyebut pada 2014 misalnya, sumbangan bahan pangan pada angka inflasi yaitu sekitar 40%, naik ke level 61% pada 2015, dan meroket hingga 71% pada 2016. tren ini diprediksi dapat berlanjut pada 2017 jika pemerintah tidak memiliki inovasi untuk menekan harga.

“Memang ada potensi dari harga yang diatur pemerintah seperti listrik dan bahan bakar, tapi yang harus diwaspadi adalah pangan. Pada 2014, inflasi setahun yaitu 8,2%, menjadi 3,3% pada 2015 dan hanya 3,02% di 2016, tapi sumbangan dari harga pangan naik terus,” jelas Khudori saat dihubungi Bisnis, Jumat (20/1/2017).

Dia menjelaskan data tersebut menunjukkan instabilitas harga pangan telah menjadi persoalan akut menahun. Harga beberapa komoditas pangan bahkan masih stabil di level tinggi meski produksi naik, atau pemerintah membuka keran impornya.

Khudori menggarisbawahi komoditas yang patut dipantau ketat pergerakan harganya adalah hortikultura seperti aneka cabai dan bawang merah. Kedua komoditas ini amat sensitif terhadap cuaca sehingga memerlukan perlakuan khusus jika ingin harganya di tingkat konsumen tetap stabil.

“Kalau kita lihat dari jenis komoditas yang menyumbang inflasi, memang ada pergeseran. Di 2014-2015 itu beras [yang harganya paling bergejolak], tapi 2016 dari 20 komoditas penyumbang inflasi, nomor satunya itu cabai rawit. Tahun ini saya kira sumbangan hortikultura masih besar,” kata Khudori.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper