Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Belum Bersikap, Detail Desain Pelabuhan Patimban Belum Tuntas

Pemerintah siap menyelesaikan teknis detail engineering design setelah ada keputusan dari terkait operator yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang bermitra dengan operator dari Indonesia yaitu PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Pelabuhan Patimban/ilustrasi
Pelabuhan Patimban/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah siap menyelesaikan teknis detail engineering design setelah ada keputusan dari operator yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang untuk bermitra dengan operator dari Indonesia yaitu PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini pemerintah menunggu nama entitas yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang untuk mengoperasikan Pelabuhan Patimban. Dengan demikian detail engineering design (DED) bisa segera diselesaikan.

“Pelindo II [PT Pelabuhan Indonesia] itu dari kita. Nah, tinggal nanti saat Perdana Menteri Abe datang ada dua penandatanganan,” ungkap Menhub Budi di Gedung BPPT, Senin (9/1/2017).

Menhub Budi mengatakan mekanisme mitra operator ini merupakan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Nantinya dua penandatanganan itu dilakukan antara Kemenhub dan JICA, serta swasta Jepang dan badan usaha milik negara Indonesia sebagai operator Patimban.

Menhub Budi menjelaskan saat ini pemerintah Indonesia dan JICA juga masih membahas kerja sama itu meliputi pengoperasian saja atau termasuk konstruksi.

Oleh karena itu, rencananya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, akan mengundang Duta Besar Jepang di Indonesia membahas kerja sama tersebut. “Operasi pasti, konstruksi yang sedang kami bicarakan seperti apa nantinya,” terangnya.

Dia menargetkan DED bisa diselesaikan paling lambat kuartal ketiga 2017. Dengan demikian konstruksi Pelabuhan Patimban bisa dimulai pada akhir 2017. Selain itu, masalah tata ruang juga sedang dalam penyelesaian oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pasalnya tinggal masalah administrasi saja yang masih harus diselesaikan.

SIKAP PELINDO II

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Massasya mengaku perusahaannya sudah siap menerima mandat pemerintah untuk mengoperasikan Pelabuhan Patimban dengan skema saham 51% milik Pelindo, dan 49% milik Jepang. Dengan total investasi Rp43,22 triliun. “Yang harus diperhatikan adalah badan usaha wajib memiliki 10% dulu atau sekitar Rp4 triliun untuk dikerjakan dulu,” jelasnya.

Adapun porsi dana pendampingan pembangunan pelabuhan baru ini sebesar 19% atau Rp8,33 triliun. Elvyn meyakini Pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan komplementer untuk pelabuhan-pelabuhan besar lainnya. Hal ini mengingat pelabuhan-pelabuhan di Indonesia akan mengalami peningkatan kapasitas pada 2019 dan membutuhkan pelabuhan tambahan.

“Nanti akan diatur tentunya sumber throughput dari mana saja kita sertakan supaya ini menjadi komplemen bukan pesaing. Jadi komplemen melengkapi Tanjung Priok yang akan kita kembangkan sampai 2019 dimana akan ada peningkatan throughput,” ungkapnya.

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan A. Tonny Budiono mengatakan pihaknya berharap penyusunan RTRW dapat selesai pada bulan ini dengan koordinasi langsung dari Menko Kemaritiman.

Jika mundur, peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ini otomatis molor dari jadwal. Sambil menunggu RTRW nasional, dia mengungkapkan pihaknya juga menyusun DED dan semua studi yang berkaitan dengan teknis secara paralel.

Khusus bagi pembebasan lahan, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), BLU dibawah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), telah menyediakan Rp500 miliar untuk mengeksekusi kegiatan tersebut. 

Adapun dana alokasi pembebasan lahan bagi proyek strategis ini dianggarkan dalam APBN 2017, bukan dari bagian utang pemerintah Jepang untuk pembangunan Pelabuhan Patimban. Dalam hal ini, LMAN hanya mengetahui luas wilayah dan dana yang diperlukan untuk pembebasan lahan saja.

 

Gloria F.K.Lawi
 
 
PELABUHAN PATIMBAN
Pemerintah Tunggu Jepang
 
 
JAKARTA – Pemerintah siap menyelesaikan teknis detail engineering design setelah ada keputusan dari terkait operator yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang bermitra dengan operator dari Indonesia yaitu PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
 
 
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini pemerintah menunggu nama entitas yang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang untuk mengoperasikan Pelabuhan Patimban. Dengan demikian detail engineering design (DED) bisa segera diselesaikan.
 
 
“Pelindo II [PT Pelabuhan Indonesia] itu dari kita. Nah tinggal nanti saat Perdana Menteri Abe datang ada dua penandatanganan,” ungkap Menhub Budi di Gedung BPPT, Senin (9/1).
 
 
Menhub Budi mengatakan mekanisme mitra operator ini merupakan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Nantinya dua penandatanganan itu dilakukan antara Kemenhub dengan JICA, serta swasta Jepang dan badan usaha milik negara Indonesia sebagai operator Patimban.
 
 
Menhub Budi menjelaskan saat ini pemerintah Indonesia dan JICA juga masih membahas kerjasama itu meliputi pengoperasian saja atau termasuk konstruksi. Oleh sebab itu rencananya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, akan mengundang Duta Besar Jepang di Indonesia membahas kerjasama tersebut.
 
 
“Operasi pasti, konstruksi yang sedang kami bicarakan seperti apa nantinya,” terangnya.
 
 
Dia menargetkan DED bisa diselesaikan paling lambat kuartal ketiga 2017. Dengan demikian konstruksi Pelabuhan Patimban bisa dimulai pada akhir 2017. Selain itu, masalah tata ruang juga sedang dalam penyelesaian oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pasalnya tinggal masalah administrasi saja yang masih harus diselesaikan.
 
 
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Massasya mengaku perusahaannya sudah siap menerima mandat pemerintah untuk mengoperasikan Pelabuhan Patimban dengan skema saham 51% milik Pelindo, dan 49% milik Jepang. Dengan total investasi Rp43,22 triliun.
 
 
“Yang harus diperhatikan adalah badan usaha wajib memiliki 10% dulu atau sekitar Rp4 triliun untuk dikerjakan dulu,” jelasnya.
 
 
Adapun porsi dana pendampingan pembangunan pelabuhan baru ini sebesar 19% atau Rp8,33 triliun.
 
 
Elvyn meyakini Pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan komplementer untuk pelabuhan-pelabuhan besar lainnya. Hal ini mengingat pelabuhan-pelabuhan di Indonesia akan mengalami peningkatan kapasitas pada 2019 dan membutuhkan pelabuhan tambahan.
 
 
“Nanti akan diatur tentunya sumber throughput dari mana saja kita sertakan supaya ini menjadi komplemen bukan pesaing. Jadi komplemen melengkapi Tanjung Priok yang akan kita kembangkan sampai 2019 dimana akan ada peningkatan throughput” ungkapnya.
 
 
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan A. Tonny Budiono mengatakan pihaknya berharap penyusunan RTRW dapat selesai pada bulan ini dengan koordinasi langsung dari Menko Kemaritiman.
 
 
Jika mundur, peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ini otomatis molor dari jadwal. Sambil menunggu RTRW nasional, dia mengungkapkan pihaknya juga menyusun DED dan semua studi yang berkaitan dengan teknis secara paralel.
 
 
Khusus bagi pembebasan lahan, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), BLU dibawah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), telah menyediakan Rp500 miliar untuk mengeksekusi kegiatan tersebut. 
 
 
Adapun dana alokasi pembebasan lahan bagi proyek strategis ini dianggarkan dalam APBN 2017, bukan dari bagian utang pemerintah Jepang untuk pembangunan Pelabuhan Patimban. Dalam hal ini, LMAN hanya mengetahui luas wilayah dan dana yang diperlukan untuk pembebasan lahan saja.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper