Bisnis.com, LIMA, Peru - Pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan CEO Facebok Mark Zuckerberg di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru, Sabtu (Minggu, 20 November 2016, WIB) menyatakan tidak akan membicarakan soal pajak perusahaan media sosial berjaringan global tersebut.
"Kami tidak akan membicarakan teknis (pajak) seperti itu. Kami hanya ingin ada perluasan hubungan dengan mereka karena itu (Facebook) sudah suatu yang tidak bisa dihindari," kata Wapres sebelum menuju lokasi pertemuan puncak pemimpin APEC itu.
Justru, menurut Kalla, Indonesia harus bisa meniru Irlandia yang memanfaatkan Facebook dan media sosial berbasis teknologi informasi lainnya untuk menjaga persaingan usaha lebih sehat. Wapres dijadwalkan bertemu Zuckerberg pada Sabtu (19/11) sore setelah pertemuan para pemimpin ekonomi anggota APEC.
"Ada yang minta investasi seperti Apple yang akan bangun semacam kampus di Indonesia. Ini (pembicaraan dengan Zuckerberg soal investasi) juga sedang dalam proses," kata Kalla.
Terkait dengan kebijakan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump, Wapres mengatakan masih belum bisa diprediksi, apakah berubah menjadi proteksionis atau tidak.
"Semuanya belum jelas karena masih Februari. Namun apa pun yang terjadi, kita tidak perlu khawatir. Kita akan pikirkan (penguatan) ekonomi dalam negeri. Karena kita punya kelebihan, yaitu jumlah penduduk yang besar, maka produktivitasnya juga harus ditingkatkan agar pertumbuhan ekonominya juga besar," katanya.
Demikian pula dengan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) diimplementasikan atau tidak, Indonesia tidak terpengaruh secara ekonomi karena Indonesia juga belum terlibat secara aktif dalam kaukus tersebut.
"Yang khawatir itu kan, Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Kalau kita kan tidak ikut," ujar Wapres didampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Satriagung dan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Peru merangkap Bolivia Moenir Ari Sunandar.