Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan memperbaiki sistem lelang pengadaan kapal penangkapan ikan pada 2017 mengingat realisasi tahun ini berjalan lamban. Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menyalurkan bantuan 2.080 kapal tahun depan.
Pelaksana Tugas Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar mengakui tender tahun ini tidak berjalan sesuai harapan. Program itu terbentur beberapa kendala, seperti pemotongan anggaran yang berimbas pada pemangkasan jumlah kapal bantuan, lelang yang terlalu mepet, jumlah peserta yang memenuhi kualifikasi sedikit, dan keterbatasan modal galangan kapal.
"Tahun 2016 ini kami terus terang belajar dari pengalaman," ungkapnya, Kamis (17/11/2016).
Walaupun demikian, tuturnya, lelang melalui e-katalog tetap akan dilakukan karena transparan dan memungkinkan galangan kapal manapun ikut serta. Sistem pembayaran setelah kapal selesai dibangun dan sesuai spesifikasi pun tetap akan diterapkan demi mengamankan dana APBN.
Pemerintah berkaca pada program bantuan 1.000 kapal Inka Mina periode 2010-2014 senilai Rp1,5 triliun yang menuai sejumlah masalah, seperti salah peruntukan, spesifikasi kapal tidak memadai, dan kesulitan operasional.
Namun, Zulficar berjanji proses tender tahun depan dimulai Januari atau Februari. Jika berjalan lancar, kapal fiber terbangun dalam tiga bulan. Demi efisiensi waktu pula, pihaknya juga tengah mengkaji kemungkinan pemenang lelang tahun ini menggarap proyek serupa tahun depan tanpa melalui tender e-katalog lagi.
"Ini kami diskusikan di internal dulu bagaimana mekanisme yang lebih efektif tahun depan, tapi tetap mudah prosesnya," ujar Zulficar.
Adapun soal program bantuan 1.719 kapal tahun ini, Zulficar mengklaim 90% telah dibeli. Dia menjamin seluruh kapal itu akan diserahkan kepada koperasi nelayan Desember. "Sebelum ayam berkokok pagi 2017, bantuan kapal 2016 sudah diserahkan," ujarnya.
CV Cisanggarung Putra Mandiri, galangan kapal pemenang tender yang berlokasi di sekitar Banjir Kanal Timur, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, hanya sanggup mengerjakan satu unit kapal ukuran 30 GT yang ditujukan untuk wilayah perbatasan di Natuna, Kepulauan Riau.
“Dari delapan unit kapal yang diajukan, kami hanya menyanggupi satu unit karena waktu yang mepet. Seleksinya ketat. Jadi bukan tidak sanggup membangun kapal, tapi karena memang waktu yang minim,” ujar Direktur Utama CV Cisanggarung Putra Mandiri, Artiman.
CV Cisanggarung membuat kapal fiber sejak 1997 dan sudah membangun ratusan kapal untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.
Sementara itu, PT Kairos Anugerah Marina, galangan di pinggiran Sungai Cisadane, Kelurahan Kalibaru, Pakuhaji, Tangerang, harus melemburkan karyawan hingga pukul 22.00 WIB agar kapal dapat selesai tepat waktu.
“Kalau tidak ada halangan, 20 Desember kapal sudah sampai ke penerima di NTT dan Kepulauan Aru,” tutur Kepala Bagian Teknisi Galangan PT Kairos Anugerah Marina, Muali.
Kairos mengerjakan tiga unit kapal berbobot 20 GT. Muali mengungkapkan perusahaannya dapat menyanggupi pembangunan kapal apabila diberikan waktu yang cukup. Apalagi jika cetakan sudah tersedia, pengerjaan kapal akan cepat.
Dia menambahkan proyek pembangunan kapal terlaksana dengan baik jika dimulai sejak awal tahun. Bila galangannya masih memenangkan proyek tahun depan, pihaknya sanggup mengerjakan berapa pun unit yang diminta, dengan catatan kontrak diteken awal tahun.