Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Industri Manfaatkan National Interest Account

Dana yang tersedia dalam NIA pada 2016 mencapai Rp2,2 triliun dan tidak sepenuhnya terpakai.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong industri pelaku ekspor memanfaatkan dana national interest account yang tahun depan nilainya mencapai Rp4,2 triliun.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian, Haris Munandar mengatakan dana national interest account (NIA) sangat potensial untuk memperkuat kemampuan ekspor Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.

Pemerintah menyediakan dana penugasan khusus (national interest account) kepada Indonesia Eximbank untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit terlaksana, namun dinilai perlu oleh pemerintah untuk menunjukan kebijakan atau program ekspor.

Dana yang tersedia dalam NIA pada 2016 mencapai Rp2,2 triliun dan tidak sepenuhnya terpakai. Pemerintah tahun depan kembali menyuntikan dana ke dalam NIA hingga total dana yang tersedia pada 2017 mencapai Rp4,2 triliun.

“Dana yang disiapkan Indonesia Eximbank cukup besar dan itu dana bergulir. Tahun ini ada yang tidak terpakai akan ditambahkan. Dukungannya sebetulnya sangat kuat,” katanya, Rabu (16/11/2016).

Haris mengatakan ndustri pelaku ekspor tidak hanya bisa memanfaatkan dana national interest account untuk membiayai sebagai buyers credit, tetapi juga bisa menggunakan dana tersebut sebagai modal kerja.

Dia menjelaskan mekanisme buyers credit bisa diterapkan pada penjualan ekspor ke negara-negara dengan kemampuan finansial terbatas seperti Senegal atau Nepal agar aliran kas perusahaan tidak terganggu.

Perusahaan bisa memanfaatkan dana NIA sebagai modal kerja dalam aktivitas produksi tujuan ekspor negara-negara yang memiliki pendanaan kuat seperti Uni Emirat Arab atau Thailand.

“Pinjaman bisa buat memperkuat working capital supaya pengadaan bahan baku lancar, delivery bisa cepat dan tidak ada hambatan. Soalnya banyak aktivitas ekspor perusahaan terganggu karena modal kerja ini,” kata Haris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper