Bisnis.com, BOGOR – Menyusul diluncurkannya program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) pada Oktober 2016, Kementerian Pertanian akan memperkuat sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan inseminator ternak sapi.
Inseminator yaitu petugas yang melaksanakan inseminasi buatan dengan menyuntikkan semen beku atau sperma ternak ke tubuh sapi betina. Kementan mengukuhkan inseminator sebagai tonggak utama program Upsus Siwab yang merupakan upaya peningkatan populasi sapi di dalam negeri.
Direktur Perbibitan Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Surahman Suwandi mengatakan Kementan akan memaksimalkan sistem pendataan lapangan untuk mendapatkan angka pasti jumlah sapi yang diinseminasi setiap harinya. Oleh karena itu, inseminator berperan penting karena merupakan aktor utama dalam melakukan aktivitas inseminasi.
“Kita akan melakukan pemetaan petugas inseminasi buatan secara profesional. Pemberian pelatihan pada inseminator harus oleh pihak yang memiliki kompetensi untuk melatih baik dari aparatur maupun non-aparatur,” kata Surahman saat mengadakan pertemuan dengan inseminator se-Indonesia di Bogor, seperti dikutip Bisnis dari keterangan tertulis, Minggu (13/11/2016).
Surahman menjelaskan nantinya para inseminator akan diberikan pelatihan di balai-balai produsen semen beku dan balai penelitian ternak yang tersebar di beberapa provinsi di Tanah Air. Selain itu, inseminator pun akan dilatih oleh lembaga-lembaga yang telah tersertifikasi.
Dia mengatakan saat ini Indonesia sebenarnya sedang kekurangan inseminator sebanyak 814 orang. Untuk itu, seluruh inseminator akan dimasifkan pelatihannya untuk memperkuat kompetensi. Surahman menargetkan nantinya inseminator Indonesia tersertifikasi secara internasional.
“Kita akan menyamakan standar kompetensi dengan standar internasional sehingga sertifikat inseminator kita bisa berlaku di negara lain. Ke depan, kita akan adopsi training package dari Australia,” jelas Surahman.
Sebagaimana diketahui, Kementan melalui Permentan No. 48/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting, meluncurkan Upsus Siwab. Program ini menargetkan sapi untuk diinseminasi sebanyak 4 juta ekor pada 2017 dan menghasilkan anakan sapi sebanyak 3 juta ekor pada 2018.
Ketua Pelaksana Upsus Siwab Syukur Iwantoro mengatakan inseminator merupakan ujung tombak sistem pelaporan dan pendataan pelaksanaan inseminasi buatan. Sistem pelaporan akan didesain terintegrasi mulai dari kabupaten, kecamatan, hingga provinsi setiap harinya.
Syukur menjelaskan nantinya inseminator juga akan menjadi simpul koordinasi di daerah termasuk soal pakan ternak, data sapi yang diinseminasi, hingga data sapi yang lahir. Sistem pendataan harian ini telah dimulai sejak 10 November 2016.
“Inseminator merupakan titik sentral kegiatan Upsus Siwab, mulai dari inseminator tingkat kecamatan karena merupakan titik awal pelaporan dimulai, hingga ke tingkat provinsi yang setiap hari dilaporkan ke pusat,” jelas Syukur.
Syukur menjelaskan target dari Upsus Siwab ini adalah kebuntingan sapi 3 juta ekor dari akseptor sebanyak 4 juta ekor. Tidak hanya itu, Upsus Siwab juga memungkinkan perbaikan bobot tubuh dan perbaikan gizi sapi betina sehingga jumlah akseptor dapat terus bertambah.
“Untuk yang sapinya kurang gizi, akan diperbaiki kondisinya melalui pakan. Yang terkena penyakit, dokter hewan setempat akan memberikan surat keterngan sehingga sapi tersebut nantinya bisa dipotong sehingga tidak ada lagi sapi betina produktif yang dipotong,” jelasnya.