Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar uang memangkas proyeksi penaikan suku bunga acuan AS seiring keunggulan sementara Donald Trump atas Hillary Clinton dalam pemilihan presiden AS.
Berdasarkan data US overnight indexed swaps yang buka 24 jam dan dilansir oleh Bloomberg, potensi penaikan fed rate oleh bank sentral AS turun menjadi 50%, walaupun sempat 82% pada pukul 17.00 waktu bagian timur AS.
Para investor lebih pesimis bahwa ekonomi AS dapat bertahan dengan adanya penaikan fed rate di bawah kepemimpinan Trump.
Capres dari Partai Republik itu sendiri telah bersumpah akan menulis ulang kebijakan ekonomi, membongkar perjanjian dagang yang sudah disepakati, dan dianggap investor lebih tidak bisa diprediksi dibandingkan Clinto dari Partai Demokrat.
"Jika Trump menang, dan - mengingat ketidakpastian yang akan muncul - jika pasar tidak stabil pada awal Desember dan tidak yakin seperti apa pemerintahan Trump nantinya, The Fed mungkin menunda (penaikan fed rate)," kata George Goncalves, Kepala Riset Nilai Tukar AS Nomura Holdings Inc, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (9/11/2016)
Berdasarkan hasil perhitungan suara sementara, Trump unggul atas Clinton dengan perbandingan 216 vs 197 electoral votes. Pihak yang mendapat 270 electoral votes akan menang.
