Bisnis.com, JAKARTA – Meski anggaran komoditas jagung untuk tahun 2017 mencapai Rp3,5 triliun, Kementerian Pertanian belum akan melakukan pengadaan mesin pengering (dryer) yang digunakan untuk menurunkan kadar air jagung produksi petani.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring menyampaikan anggaran besar tersebut akan digunakan untuk memberikan bantuan pada 3 juta hektare lahan petani yang dikembangkan di lokasi baru.
“Kami memang tidak mengalokasikan untuk mesin pengering karena Menteri Desa [Mendes&PDT Eko Putro Sandjojo] dan Menteri UMKM [IGN Puspayoga] juga mengadakan program tersebut. Ada keinginan mereka untuk membangun gudang dan dryer,” jelas Hasil di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Hasil menjelaskan baik Kementerian Desa dan PDT maupun Kementerian UMKM memang tengah fokus melakukan pembangunan infrastruktur perdesaan untuk mengerek roda perekonomian di desa. Untuk itu, program antarkementerian pun dikoordinasikan agar tidak akan saling bertabrakan.
Sebagaimana diketahui, minimnya infrastruktur pengering jagung kerap menjadi hambatan bagi para petani untuk memasok produksinya ke pabrik-pabrik pakan yang membutuhkan jagung sebagai bahan baku utama makanan ternak.
Pabrik pakan membutuhkan jagung dengan kadar air 15%, sedangkan pada umumnya jagung yang diproduksi petani memiliki kadar air sebesar 25%-30%. Hal ini membuat produksi jagung yang diprediksi surplus tetap tidak dapat terserap maksimal oleh industri.
Di sisi lain, industri pakan ternak pada 2016 membutuhkan 8 juta ton jagung, tetapi mereka hanya memiliki mesin pengering dengan kapasitas total sebesar 2,4 juta ton. Oleh karena itu, industri berharap pemerintah dapat terlibat memperbaiki sistem pascapanen di tingkat petani.