Bisnis.com, JAKARTA- Kawasan Kemang yang sempat diterjang banjir, diyakini terus menjadi kawasan primadona.
Hal ini tentunya mengharuskan pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk ikut menjaga pertumbuhan kawasan ini dengan merancang kebijakan-kebijakan yang membuat nyaman penghuninya.
Tentu saja, semuanya juga harus dibarengi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dengan tetap menjaga perilaku bersahabat untuk lingkungan di kawasan ini, agar peristiwa banjir yang sempat menggenangi kawasan Kemang tidak terulang kembali.
Mengingat pentingnya kawasan ini bagi Ibu Kota, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), langsung memerintahkan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera membenahi kawasan elit ini agar di masa-masa mendatang bencana tersebut tidak terulang lagi.
Beberapa langkah antisipasi dan mereduksi banjir langsung dilakukan seperti, melakukan pendataan sertifikat kepemilikan bangunan komersial di bantaran kali dan resapan air untuk kemudian ditertibkan.
Kemudian, pihak Pemprov DKI Jakarta juga tak akan mengeluarkan izin untuk bangunan di kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan air. Selain itu, perbaikan drainase juga akan terus dilakukan sehingga air bisa lebih banyak teralirkan dan genangan tak muncul lagi.
Daerah Kemang yang pada masa awalnya dikenal dengan nama Kampung Kebon, memang menjadi salah satu destinasi primadona bagi masyarakat untuk dijadikan tempat tinggal dan juga area komersial.
Hal itu, diakui oleh salah satu tokoh masyarakat Kemang, Ahmadi Umar, yang menyebutkan bahwa kawasan ini telah dilirik sejak lama.
"Kemang sebenarnya sudah terkenal sejak abad ke-18. Ketika, itu Lurah besarta mandor-mandornya menetap disini. Makanya, muncul kalimat yang menyatakan kalau ingin disegani tinggalah di Kemang," tutur Ahmadi Umar, yang juga salah seorang penduduk asli masyarakat Kemang kepada wartawan beberapa waktu lalu.