Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pertanian mencanangkan program Membangun Lumbung Pangan di Wilayah Perbatasan. Program ini diharapkan dapat mendukung cita-cita pemerintah untuk mencapai kedaulatan pangan hingga ke kawasan perbatasan Tanah Air.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan program ini dicanangkan sesuai amanah Presiden Joko Widodo untuk 'membangun dimulai dari pinggir'. Selain mencegah penyelundupan, investasi pangan di perbatasan pun diyakini dapat menjadi peluang ekspor komoditas ke negara tetangga.
"Sehingga di perbatasan-perbatasan ini nanti kita bangun sektor pangannya, sinergi dengan Kemendes. Harapan kita, bisa meningkatkan kesejahteraan petani, menekan inflasi di perbatasan, dan bisa ekspor ke negara tetangga terdekat," kata Amran di Jakarta, Jumat (16/9).
Dia mencontohkan Kabupaten Lingga di Kepulauan Riau, kebutuhan berasnya hanya 12.000 ton per bulan. Untuk itu, Kementan langsung memberikan bantuan pencetakan sawah 10.000 ha untuk menghasilkan beras organik yang kelebihannya dapat diekspor langsung ke Singapura.
Dia pun menyebut pengembangan sawah di Kabupaten Merauke yang sudah dirintis sejak 2014 lalu. Saat ini, Kabupaten itu telah mempu mengekspor beras ke Papua Nugini. Beberapa komoditas yang menjadi unggulan yaiu padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan sayur-sayuran.
Untuk itu, Amran menyampaikan dia akan mengidentifikasi potensi pengembangan-pengembangan di daerah perbatasan. Untuk tahun depan,dia menargetkan dapat menambah luas tanam hingga total 20.000 ha di daerah perbatasan, dengan anggaran bantuan minimal Rp100 miliar.
Selain itu, pembangunan lumbung pangangan ini juga akan didukung dengan penguatan Pos Perkarantinaan di setiap pintu lintas batas negara. Pos tersebut nantinya akan mengawal ekspor ke negara-negara tetangga, sekaligus memproteksi Indonesia dari risiko penyebaran penyakit tumbuhan dan hewan.