Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sukses tahap seleksi, pemohon kredit perumahan rakyat (KPR) umumnya akan dipanggil untuk sesi wawancara. Tahap yang terbilang mendebarkan, karena hasilnya sangat menentukan, apakah pemohon berhasil mendapatkan pinjaman kredit atau ditolak.
Agar tahap ini berjalan lancar dianjurkan untuk memberikan jawaban yang jujur. Selain itu, diharapkan agar pemohon datang tepat waktu, memakai pakaian rapi, dan tampil percaya diri.
Untuk mempersiapkan semua itu, tentu dibutuhkan bekal yang cukup. Satu di antaranya ialah menyiapkan jawaban dari pertanyaan wawancara. Seperti sejumlah pertanyaan yang umum ditanyakan berikut ini:
Apa pekerjaan Anda?
Ini jadi salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh bank, ketika hendak menerima seorang nasabah KPR. Pekerjaan beserta jabatan berkaitan erat dengan penghasilan. Dengan ini bisa dinilai seberapa potensial pemohon bisa mendapatkan pembiayaan KPR.
Sejumlah pertanyaan umum yang biasanya ditanyakan seperti, sudah berapa lama bekerja di perusahaan? Status kepegawaian Anda kontrak atau sudah tetap dan sebagainya.
Berapa penghasilan Anda?
Usai menanyakan seputar pekerjaan, pihak bank biasanya baru akan menanyakan besaran penghasilan Anda. Ini poin penting dan menjadi dasar untuk bisa menaksir cicilan yang sanggup Anda bayarkan. Beberapa hal yang mungkin ditanyakan seperti berapa penghasilan Anda? Adakah pemasukan tambahan dan sebagainya.
Berapa pengeluaran Anda?
Selanjutnya bank umumnya ingin mengetahui seberapa besar pengeluaran Anda. Bank merasa hal ini perlu ditanyakan, karena berkaitan dengan kelancaran cicilan KPR nantinya. Terlebih mengingat cicilan akan berlangsung panjang dan bisa lebih dari 10 tahun.
Beberapa pertanyaan yang biasanya diajukan seperti, seberapa besar biaya hidup bulanan Anda? Berapa harga rumah sewa Anda? Berapa besar tagihan listrik dan air selama sebulan dan lain-lain.
Apakah Ada Utang atau Cicilan Lain?
Bank biasanya juga akan mengukur debt ratio (rasio penjaman) seseorang. Debt ratio merupakan perbandingan antara pendapatan dengan cicilan kredit lain yang sedang berjalan. Bila debt ratio sekitar 40%, biasanya cenderung ditolak. Bank berharap debt ratio tidak lebih dari 30%.
Hal-hal lain yang biasa ditanyakan, seperti, apakah Anda memiliki cicilan lain atau utang? (Jika ada) berapa totalnya? Seperti apa solusi menutupi semua utang tersebut? dan sebagainya.