Bisnis.com, JAKARTA - Ketika membeli rumah dan menemukan apa yang jadi idaman di depan mata, tak jarang membuat orang menjadi gelap mata.
Ada rasa senang dan semangat berlebihan untuk segera memiliki dan membeli rumah tersebut. Rasa yang timbul karena sudah jatuh cinta dan mengesampingkan beberapa hal penting.
Beberapa waktu setelah berhasil membeli, biasanya seseorang baru menyadari kesalahannya dan merasa menyesal. Misalnya, Anda hanya tertarik dengan arsitektur bangunan, fasilitas, dan harga. Tapi mengesampingkan faktor kebutuhan, faktor akses yang mudah, kenyamanan tinggal, dan masih banyak lagi.
Untuk mengantisipasi hal ini, ada baiknya Anda tahu sikap-sikap membeli yang berujung merugikan. Setelah itu hindari sikap tersebut untuk kebaikan Anda sendiri di kemudian hari. Di antaranya seperti:
Buru-Buru
Apapun itu, bila dilakukan dengan terburu-buru akan menghasilkan hal yang kurang baik, termasuk ketika membeli rumah. Sikap negatif ini bisa berakibat pada kerugian material, waktu, biaya, pikiran, dan sebagainya.
Jadi, tahan emosi dan bersabarlah. Lihat dulu semua aspek yang mempengaruhi dan juga peluang yang ada. Misalnya membeli rumah secara kredit, ketahui bagaimana prosedurnya, strategi mendapatkannya, hal yang harus dipersiapkan, cara melihat rumah potensial untuk dibeli, dan sebagainya.
Jika perlu, Anda bisa berdiskusi dan meminta masukan pada saudara, teman, atau kenalan. Car alain bisa dengan mengikuti seminar dan pameran properti. Atau belajar banyak tentang membeli properti unggulan yang informasinya banyak dibagikan di internet.
Tak teliti
Jadilah pembeli yang bijak dan teliti, bila tak ingin kecewa di kemudian hari. Baca detail dari spesifikasi rumah, kondisi rumah, proses pembayaran, kontrak perjanjian jual beli, dan lain-lain. Lakukan pertimbangan matang dan perhitungkan kesesuaian antara kebutuhan dan kemampuan Anda.
Bila rumah yang dibeli adalah rumah second, Anda juga perlu memperhatikan dana dan waktu tambahan untuk proses balik nama, mengecek langsung kondisi rumah, material yang digunakan, dan sebagainya.
Mudah Percaya
Penjual atau agen properti pastinya sudah berbekal teknik dan trik jitu merayu pembeli. Bujukan halus dan kata-kata persuasif untuk membuat Anda mau membeli rumah yang dijualnya. Bujukan tersebut bisa berupa promosi, diskon harga, dan masih banyak lagi.
Sebagai pembeli Anda perlu memahami hal ini. Jadilah konsumen yang cerdas dan tidak mudah percaya begitu saja dengan kata-kata penjual. Mintalah kepastian hitam di atas putih, bila diperlukan dan Anda tertarik dengan tawaran mereka. Jadi bila penjual berbohong Anda punya tanda bukti untuk memperkarakannya.
Terlalu Percaya Diri
Punya rasa terlalu percaya diri juga menimbulkan maslaah ketika membeli properti. Khususnya saat membeli pertama kali untuk rumah tinggal. Anda merasa bisa melunasi cicilan dan tertarik membeli rumah dengan KPR. Padahal KPR memerlukan perhitungan rinci dan memperhatikan banyak faktor. Tidak bisa asal dan bawa perasaan saja.
Contohnya, harga rumah yang hendak dibeli Rp450 juta dan pembayaran lewat sistem KPR. Harga tersebut biasanya masih terpisah dengan biata notaris, asuransi, provisi, administrasi dan sebagainya. Semuanya perlu dikalkulasikan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan, serta kebutuhan Anda.
Bila asal, berisiko kredit macet dan terkena blacklist oleh bank yang memberikan bantuan kredit rumah. ()