Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEJOLAK HARGA DAGING: Daging Impor Industri Dialihkan, Pengusaha Untung 3%

Asosiasi Industri Pengolah Daging Indonesia (Nampa) menyatakan pihaknya dapat mengambil untung 2% hingga 3% per kilogram dari daging impor yang dialihkan peruntukannya dari industri hotel, restoran dan katering (horeka) ke konsumsi masyarakat.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Pengolah Daging Indonesia (Nampa) menyatakan pihaknya dapat mengambil untung 2% hingga 3% per kilogram dari daging impor yang dialihkan peruntukannya dari industri hotel, restoran dan katering (horeka) ke konsumsi masyarakat.

Dialihkannya pasokan daging untuk industri ke pasaran dilakukan sesuai instruksi Menteri Pertanian sebagai salah satu upaya menekan harga daging sapi yang melambung sejak sebelum Ramadhan.

"Secara persentase, keuntungannya itu 2-3 persen per kilogram. Yang dijual paha depan yang memang lebih murah dari paha belakang," kata Ketua Umum Nampa Ishana Mahisa dalam jumpa pers "Evaluasi Kelancaran Importir Daging Sapi dari Luar Negeri untuk Mendukung Stabilitasi Harga Selama Ramadhan dan Idul Fitri" di Jakarta, Senin (20/6/2016).

Ishana menjelaskan, daging sapi yang nantinya digelontorkan ke pasar murah adalah daging beku khusus bagian paha depan sehingga para importir masih bisa meraup keuntungan.

Ia juga meyakinkan bagian paha depan juga masih layak diolah menjadi rendang atau olahan khas Indonesia lainnya.

Ditambahkannya, daging industri yang dialihkan ke pasaran tidak menjadi masalah bagi pihaknya lantaran importir mendapatkan daging dengan cara 'trimming" (potongan) dan "bulky" (curah).

"Karena pengertian daging industri adalah lemaknya 15 persen dan dagingnya 85 persen. Ada juga lemaknya 5 persen dan daging 95 persen, itulah yang kami jual. Pada praktiknya orang Indonesia tidak begitu suka yang ada lemaknya," paparnya.

Ada pun sisa daging yang tak dijual ke pasaran, lanjut Ishana, akan dicadangkan untuk kebutuhan industri horeka.

"Kalau berkurang berbahaya sekali, jadi sebagian untuk horeka dan sebagian untuk masyarakat. Jadi industri tetap dipenuhi," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan daging industri yang dialihkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga di bawah Rp80 ribu per kilogram sudah mencakup untung bagi para importir.

Ia menyebut sebanyak 8.110 ton daging industri yang dialihkan ke pasaran itu akan dibanderol dengan harga mulai Rp70 ribu/kg hingga Rp77 ribu/kg. Ada 10 importir yang akan menjual daging-daging beku tersebut dengan alokasi yang bervariasi mulai dari puluhan, ratusan, hingga 1.000 ton.

"Kalau modal daging Rp70.000 per kg, lalu perusahaan impor menjual Rp75.000 per kg maka ada keuntungan Rp5.000 per kg. Bayangkan dia jual 1.000 ton daging dengan keuntungan Rp5 ribu maka untung totalnya Rp5 miliar," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper