Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan konsultan properti, PT Colliers Internatioanal Indonesia melansir tarif sewa perkantoran di kawasan pusat bisnis Jakarta mengalami penurunan menyusul tingkat keterisian atau okupansi yang terus tergerus.
Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers, mengatakan kisaran diskon yang diberikan pengembang atau pemilik gedung mencapai 20%-30%.
Penurunan tarif tersebut menurut Ferry dipicu oleh pasokan ruang kantor baru yang mencapai hampir satu juta meter persegi tahun ini. Dalam dua-tiga tahun terakhir, pengembang memang gencar membangun perkantoran karena dinilai menjanjikan.
Namun, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun lalu menyebabkan tingkat keterisian perkantoran anjlok. Per kuartal I/2016, tingkat okupansi perkantoran di CBD tercatat 88,6%, turun dari posisi pada kuartal I/2015 sebesar 93,6%.
Ferry mengatakan, kondisi ini menyebabkan posisi tawar penyewa di pasar perkantoran menjadi lebih kuat. "Saat ini yang terjadi adalah tenant market," ujarnya, Rabu (6/4/2016).
Ferry menerangkan kondisi tersebut berkebalikan dengan situasi pasar pada 2012-2013 ketika pengembang atau pemilik gedung memiliki posisi tawar yang jauh lebih kuat dalam menentukan tarif sewa.
Per kuartal I/2016, tarif sewa yang disodorkan pengembang atau pemilik gedung rata-rata mencapai Rp227.780 per m2 per bulan. Pada praktiknya tarif sewa yang dikenakan bisa lebih rendah, tergantung negosiasi antara penyewa dengan pemilik gedung.