Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak Protes Kebijakan Impor Daging Berbasis Zona, Ini Alasannya

Peternak sapi di Blitar memprotes kebijakan pemerintah yang hendak menerapkan kebijakan impor daging berbasis zona. Keinginan pemerintah membuat harga daging di dalam negeri murah justru akan menekan harga sapi potong di dalam negeri.
Pedagang daging sapi/Antara-Ampelsa
Pedagang daging sapi/Antara-Ampelsa

Bisnis.com, KEDIRI -- Peternak sapi di Blitar memprotes kebijakan pemerintah yang hendak menerapkan kebijakan impor daging berbasis zona (zone based).

Keinginan pemerintah membuat harga daging di dalam negeri murah justru akan menekan harga sapi potong di dalam negeri.

Wachid Hasyim, peternak di Srengat, Kabupaten Blitar, mengatakan biaya pakan per kg dan kandang yang mendekati Rp60.000 akan sulit membuat harga daging sapi lokal menyamai daging impor.

Selama awal tahun ini, dia memasok sembilan ekor sapi bakalan per hari ke PT Sapindo, perusahaan penggemukan sapi (feedloter) di Malang, dengan harga sekitar Rp44.000 per kg berat hidup dan bobot 400-500 kg per ekor.

Adapun pemerintah menginginkan harga daging sapi bisa ditekan ke posisi Rp85.000 dari Rp110.000-Rp115.000 per kg saat ini setelah basis zona berlaku.

"Kalau ini (impor daging berbasis zona) berlaku, apa tidak kasihan dengan peternak?" ungkap Wachid saat dihubungi dari Kediri, Kamis (10/3/2016).

Menko Perekonomian Darmin Nasution, Selasa (8/3), menyampaikan peraturan pemerintah tentang perluasan impor daging dan ternak berbasis zona telah diteken Presiden Joko Widodo.

Wachid yang juga Ketua Forum Peternak Seluruh Indonesia (FPSI) Jatim menuturkan peralihan kebijakan impor dari country based ke zone based itu akan mendemotivasi peternak yang mulai bergeliat karena harga daging sapi belakangan ini stabil di kisaran Rp100.000-Rp105.000 di Jatim.

Blitar, Tulungagung, dan Kediri, merupakan sentra sapi potong di Jatim selain wilayah tapal kuda (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi).

Adapun populasi sapi potong berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim tahun ini mencapai 4,6 juta ekor dengan jumlah sapi siap potong (jantan dewasa dan betina di atas 6 tahun) 827.935 ekor.

Wachid mengatakan kesulitan peternak menurunkan harga juga berkaitan dengan kelangkaan sapi potong akibat pemotongan betina produktif yang masih terjadi walaupun dilarang pemerintah.

Selain biaya pakan yang tinggi, kenaikan harga sapi bakalan dari level tahun lalu yang masih Rp38.000-Rp41.000 per kg berat hidup merupakan cermin berkurangnya jumlah sapi potong.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif berpendapat kebijakan impor daging beku berbasis zona akan mengalahkan peternak sapi lokal sekaligus rumah potong hewan (RPH).

"Sekarang timbang hidup Rp44.000, karkas Rp88.000-Rp90.000 (per kg). Kalau menyesuaikan dengan harga daging impor, bagaimana peternak mau untung? Peternak pasti rugi kalau mau menjual sapinya," ujarnya.Pada saat yang sama, kegiatan pemotongan sapi akan berkurang dan selanjutnya menurunkan pendapatan RPH.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper